Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
M Wahab S
Pengamat F1 dan Otomotif Nasional

Komentator F1, penulis lepas, founder Forum Komunikasi Klub dan Komunitas Otomotif Indonesia (FK3O), Manager Operasional Shop & Drive PT Astra otoparts Tbk (1999 - 2001), General Manager PT Artha Puncak Semesta Indonesia. Akun twitter : @emwees.

kolom

#ManorRongsok

Kompas.com - 29/03/2016, 12:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAris F Harvenda

Seketika saya bengong melihat Twitter dengan tagar #manorrongsok atau soal rehabilitasi manor. Terlintas dalam pikiran bahwa Presiden Republik Indonesia turun tangan langsung dengan menggunakan hak prerogatifnya. Ternyata itu hanya wujud kekesalan fans terhadap Manor F1 Racing Team. Namun saya anggap itu wajar, harapan Rio Haryanto sebagai pahlawan dari Indonesia untuk berprestasi maksimal bukanlah hal yang aneh.

Kekesalan para fans muncul karena hasil yang didapat Rio kurang baik. Celakanya ketidakberuntungan Rio karena kelemahan tim dalam mengantisipasi keadaan.

Perintah keluar dari pit saat latihan resmi (Q1) yang berbuntut insiden dengan Romain Grosjean, jadi pemicu. Rio saat itu tinggal menunggu komando. Begitu juga saat Rio harus keluar dari kokpit MRT05-nya lebih awal. Kendati demikian ada hal yang menggembirakan, karena saat kualifikasi waktu yang didapat Rio lebih baik dari rekannya, Pascal Wehrlein, 1-0 untuk Rio Haryanto.

Rio terpaksa tidak bisa melanjutkan balapan diakibatkan adanya problem pada transmisi, tepatnya drive line. Bocornya oli di as roda belakang membuat tim memutuskan untuk tidak mengizinkan Rio restart usai red flag. Risiko jika dipaksa adalah jebolnya gearbox. Hal tersebut bisa membuat Rio lebih sulit menjalani balapan mendatang.

Menurut regulasi musim 2016, setiap pebalap diwajibkan memakai gearbox untuk 6 seri balapan. Sangsinya, setiap penggantian gearbox akan berakibat mundur 5 posisi start. Di tulisan awal Mendadak F1, saya sebutkan menyatukan kekuatan engine, body works dan aerodinamika yang mumpuni memerlukan waktu.

reuters.com Rio dan Pascal di sesi latihan awal Autralia.
Improvement

Transmisi Manor Racing disuplai oleh Williams Advance Engineering yang sudah teruji. Komponen tersebut cukup kompak dengan mesin Mercedes yang andal dalam 2 musim terakhir. Setidaknya ada angin segar untuk hal yang satu ini. Kita tunggu improvement selanjutnya dari Manor dan semoga berjalan mulus dalam waktu singkat.

Biasanya puncak development dari semua tim F1 ada di tengah musim, saat balapan ada di daratan Eropa. Faktor kedekatan dengan markas hampir semua tim F1 yang menjadi alasan. Prediksi saya, semua pengembangan akan diaplikasikan saat musim balap masuk ke GP Jerman sampai GP Italia.

Setelah itu tim akan memutuskan apakah fokus pengembangan diteruskan atau mulai berpikir untuk balapan musim selanjutnya. Tim papan atas biasanya punya 2 tim pengembangan. Ada yang bertugas memikirkan pengembangan saat musim berlangsung. Tim lainnya memulai riset untuk musim selanjutnya, dan akan berjuang sampai akhir musim.

Proses

Kembali ke problem Rio, bahwa masalah seperti itu wajar terjadi. Bahkan sekelas tim papan atas pun kelemahan kecil bisa menghambat kemenangan di depan mata. Contoh konkret yaitu ketika Kimi Raikkonen bernaung di Mclaren, yang tengah memimpin balapan, harus melepas kemenangan di Nurburgring pada 2005 silam. Saat itu suspensi depannya tidak bisa diajak kompromi. Padahal saat itu balapan hanya tersisa 1 lap.

Di sisi lain, fans benar-benar berharap terlalu berlebihan kepada Manor dan Rio. Patut diingat, Manor F1 Racing Team adalah tim papan bawah. Meski musim sudah menggunakan mesin mumpuni dari Mercedes, merekrut designer, dan ahli aerodinamika berpenmgalaman. Jangan lupa pula bahwa ini musim pertama Rio Haryanto.

Australia Plus Indonesia Rio Haryanto di Melbourne
Mengamuk

Tuntutan yang bisa diartikan dukungan muncul lewat social media. Fans Rio Haryanto asal Indonesia “mengamuk” dengan sukses. Melalui votingDriver of The Day” yang diadakan situs F1.com saat GP Australia lalu, pemilih Rio Haryanto mencapai 22.143 suara. Hasil tersebut terpaut cukup jauh jika dibanding pebalap tim baru HAAS Romain Grosjean yang hanya mengumpulkan 13.670 suara.

Kondisi itu sudah sangat cukup membuat dunia Formula 1 tahu "kekuatan" netizen Tanah Air yang sungguh dahsyat. Tetapi ingat, kembali ke khittah, target Rio yang masuk akal dan wajar adalah mengalahkan rekan setimnya.

Ada teman saya di grup WhatsApp F1 Indonesia yang membuat pengelompokan fans menjadi 4 kelas. Gambaran mudahnya kelas 1 adalah die hard fans yang sudah mengetahui F1 sejak lama. Kelas ke-2 adalah kalangan yang mulai tahu F1 sejak 5-10 tahun lalu dan mengetahui regulasi meskipun tidak detail. Kelas ke-3 adalah fans yang suka karena paras ganteng pembalap F1 dan mulai mengerti beberapa regulasi. Kelompok terakhir adalah mereka yang suka F1 karena ada Rio Haryanto tanpa tahu bagaimana regulasi F1, inilah yang saya sebut #mendadakF1. Saya tambahkan kelas ke-5 adalah fans yang suka F1 karena di kokpit Rio ada Ayat Kursi-nya.

Saya akan mendampingi Anda untuk membuat F1 menjadi sangat menarik melalui artikel selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com