Jakarta, KompasOtomotif – Pelaku industri pemasok komponen merasa "dikorbankan" atas penurunan penjualan kendaraan tahun ini. Produsen kendaraan sebagai pasar komponen Original Equipment Manufacturer (OEM) tengah berusaha bertahan, tapi imbasnya meminta pemasok menekan harga produksi komponen.
Menurut prediksi beberapa pelaku industri otomotif, penjualan mobil di Indonesia tahun ini melorot menjadi hanya sekitar 1 juta unit dan sepeda motor tenggelam sampai di bawah 6,5 juta unit. Ketua Umum Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdhani D Salim, mengatakan, kondisi itu terasa lebih merugikan buat pemasok.
Ia menjelaskan, pada umumnya produsen dan pemasok terikat perjanjian yang mengatakan ada peninjauan harga komponen setiap tiga hingga sembilan bulan. Dalam situasi seperti ini Hamdhani membaca produsen cenderung berusaha mempertahankan kemampuan cari untung.
"Mereka meminta cost down yang gila-gilaan. Bahkan ada yang meminta itu di atas 10 persen, jadi untuk beberapa sampai ada yang di atas itu," ujar Hamdhani.
Pemasok harus memutar otak meladeni itu, tapi tidak semuanya berhasil.
“Makanya OEM tolong melihatnya dari jangka panjang, jadi sama-sama susah jangan nanti kita susah mereka mau senang. Beberapa anggota kami sudah tidak bisa meneruskan karena mereka minta harga yang lebih rendah,” ujar Hamdhani, di Forum Group Discussion "Dukungan Industri Komponen Lokal terharap Industri Otomotif Nasional" di Kementerian Perindustrian, Kamis (19/11/2015).
Dari segi keuntungan, perusahaan pemasok komponen jauh lebih terpukul, bahkan turun lebih dalam, ungkap Hamdhani. Selain tekanan produsen, pemasok juga harus membiasakan diri dengan masalah lain, yaitu kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) dan pelemahan rupiah karena selama ini bahan baku masih impor dan dibeli dengan dollar Amerika Serikat.
Hamdhani mengatakan seluruh tekanan itu membuat pemasok seperti terjepit dari atas dan bawah. Efisiensi jadi salah satu strategi internal yang selama ini dilakukan untuk menghadapi tantangan sambil berusaha tetap menjaga kualitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.