Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Success Story Presdir Federal Oil Patrick Adhiatmadja

Sang Arsitek Pelumas "Spesialis Dingin" (habis)

Kompas.com - 04/06/2015, 11:05 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Kehidupan ini sangat indah. Tak semua perjalanan hidup manusia berjalan dengan mulus. Tentu banyak rintangan dan hambatan dalam meraihnya. Kuncinya adalah kesabaran, keteguhan hati, memiliki prinsip yang kuat, jujur, apa adanya, dan selalu melakukan inovasi. Di balik kesuksesan seseorang, ada kisah-kisah mengharukan dan menyedihkan. Semua itu adalah proses yang harus dilalui. Kompas.com meneruskan serial artikel "Success Story" tentang perjalanan tokoh yang inspiratif. Semoga pembaca bisa memetik makna di balik kisah.

Jakarta, KompasOtomotif - Perjalanan karir Patrick Adhiatmadja berlanjut setelah dirinya masuk ke dalam PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM) mulai Januari 2011. Perusahaan lokal yang bernaung di bawah Grup Saratoga, milik keluarga Soeryadjaya, berpusat di Surabaya, Jawa Timur.

Berbekal pengalaman sebelumnya di General Electric Company (GE), Patrick cukup kaya pengetahuan soal strategi pengembangan bisnis. Pada awal karirnya di MPM, Patrick berhasil menggiring negosiasi akuisisi perusahaan penyewaan mobil nomor terbesar ketiga di Indonesia, PT ANJ Rent, yang saat itu memiliki armada hampir 7.000 kendaraan. 

Di MPM, Patrick menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis dan Perencanaan. Lewat beberapa keputusan jitunya, MPM berhasil mendapat suntikan dana segar dari perusahaan ekuitas swasta regional bernilai 100 juta dollar AS, September 2012.

"Saya mulai ikut membenahi MPM sampai akhirnya go public (masuk lantai bursa). Induk perusahaannya sudah beres, sekarang tinggal anak-anak perusahaannya yang diminta untuk diperbaiki satu per satu. Federal merupakan perusahaan penyumbang pemasukan terbesar bagi grup," ujar Partrick kepada KompasOtomotif, belum lama ini.

Sebagai perusahaan publik, MPM punya keinginan untuk terus berkembang. Perusahaan pelumas Federal Oil memegang kunci utama pada keberhasilan grup di masa depan. Apalagi, terjadi perubahan paradigma bisnis dari PT Federal Karyatama (FKT) yang semula memasok pelumas genuine sepeda motor Honda menjadi produk aftermarket. Situas ini terjadi karena PT Astra Honda Motor (AHM) memutuskan untuk memproduksi sendiri oli genuine dan menggeser posisi Federal Oil sebelumnya.

"Saya waktu itu ditawarkan untuk mengelola Federal Oil karena manajemen sebelumnya sudah mau pensiun. Selain itu diminta untuk mentransformasi perusahaan, karena basis bisnisnya mulai berubah dari semula hanya menjual pelumas ke AHASS (bengkel resmi sepeda motor) Honda, sekarang harus berjuang di pasar aftermarket," ucap Patrick.

Akhirnya, Patrick menerima tantangan baru ini dan menjabat sebagai Chief Executive Officer FKT. Pria penggemar kopi ini mengaku cukup beruntung karena diminta mengelola perusahaan yang dalam kondisi keuangan sehat dan pondasi yang kuat.

Ubah haluan

Tantangan utama Federal Oil kali ini adalah menciptakan merek dagang (branding) yang kuat di benak masyarakat. Target ini terbilang menantang, karena sebelumnya Federal Oil sudah cukup nyaman dengan hanya memasok kebutuhan oli di jaringan bengkel resmi Honda. Tanpa perlu  branding, oli yang diproduksi sudah laku terjual dengan sendirinya.

"Sekarang kita lihat strukturnya, sudut pandang harus diubah kalau kita itu produsen. Fokus utama kita ada pada kualitas, kalau branding itu seperti bungkus kado membuat produk terlihat lebih bagus. Tapi, tanpa ada branding (Federal) akan mati, karena AHM sudah membuat oli sendiri," ucap Patrick.

Mereposisikan perusahaan sebagai produsen oli, maka Patrick mulai mengubah struktur perusahaan. Budaya kerja lama yang sudah sempat menumpuk bertahun-tahun harus diubah. "Haluan kapal" wajib diubah menuju target baru. Kondisi ini membuat Federal Oil harus mengubah komposisi karyawan perusahaan demi tercapainya tujuan baru.

"Kami secara terbuka sudah menjelaskan kalau dulu kita berlayar ke arah utara, sekarang mau ke timur. Saya orangnya transparan, menjelaskan manajemen style seperti ini, berharap seluruh awak kapal punya tujuan satu arah yang sama. Kalau tidak, terpaksa kita berpisah, walaupun hal ini sulit, tetapi kita harus tegas. Memang agak sulit kalau harus berpisah dengan teman lama, tapi kapal ini harus punya satu komando," kata Patrick.

Setelah punya arah yang sama, langkah perusahaan mulai mantap. Pengakuan perdana sebagai manajemen baru yang diperoleh Patrick adalah dari Majalah Swa yang mengajukan diri untuk melakukan survei di dalam internal perusahaan. Survei ini bertujuan untuk mengetahui berapa tingkat kepuasan karyawan terhadap tempat kerjanya.

"Kami sama sekali tidak mendaftar, pikiran saya hanya mau mendapat hasil survei yang dilakukan majalah tadi. Daripada harus bayar perusahaan konsultan, hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi perusahaan. Ternyata, setelah survei, Federal Oil menang mendapat kategori 'Employers Choice Award', dianggap ideal bagi karyawan. Penghargaan ini membuat langkah manajemen jadi lebih pede, berarti apa yang saya lakukan selama ini benar," cerita Patrick.

KOMPAS.COM / RODERICK ADRIAN MOZES Presiden Direktur PT Federal Karyatama, Patrick Adhiatmadja, dalam sesi foto Kompas.com di Gedung PT Federal Karyatama, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (20/5/2015).

Spesialis dingin

Ketika mulai mengomandokan Federal Oil, satu hal yang dilakukan Patrick adalah menentukan daerah perang yang potensial. Fokus utama Federal adalah bengkel pribadi dan pengguna sepeda motor yang mengandalkan jasa pusat perawatan itu.

"Kita tidak pernah mau bersaing dengan pelumas bawaan pabrik, bengkel resmi, atau pemimpin pasar (Pertamina), karena memang percuma. Dengan fokus pada yang kita tuju, kita jadi tahu harus berbuat apa dan wajib menjadi pemimpin pasar di segmen itu," ujar Patrick. Di segmen ini, produk kami akan bersaing dengan beberapa pemain utama saja.

Sebagai pemimpin pasar, Patrick juga berniat menciptakan jargon tertentu yang melekat pada setiap produk Federal Oil. Lewat jargon ini, maka setiap orang mendengar kata tersebut, pikirannya akan langsung tertuju pada oli buatan Federal.

"Pertama, sepeda motor itu spesial bagi pemiliknya, makannya olinya juga harus spesial. Kami mau mendominasi kata 'spesial' melekat pada produk kami. Kalau mau beli oli kenapa yang standar bukan yang spesial, kami mau mengakuisisi kata 'spesial' ini," ucap Patrick.

Sekarang, lanjut Patrick, Federal Oil kerap dihubungkan dengan jargon "Spesialis Dingin". Kata-kata ini mulai digulirkan di setiap kampanye yang dikeluarkan perusahaan. Lewat evolusi dan proses panjang, akhirnya jargon bisa melekat pada benak konsumen.

"Tapi sebagai pemimpin pasar, kita harus terus bergerak, tidak bisa diam. Kalau diam saja, nanti akan dicuri orang. Untuk itu, kita terus harus memperkuat kata 'spesial' ini ke depannya," lanjut Patrick.

Keseriusan Federal Oil membangun branding di Indonesia juga dicerminkan lewat sponsor pada salah satu tim Moto2, Gresini. Upaya ini dilakukan untuk mendongkrak kepercayaan diri konsumen ketika membeli oli produksi Pulo Gadung, Jakarta Timur ini.

"Orang di sini kalau melihat barangnya di internasional akan lebih pede menggunakannya, padahal kita belum ekspor. Kami sengaja memilih pebalap yang konsisten di peringkat 10 besar, jadi ini salah satu upaya branding," ucap Patrick.

Strategi branding yang dibangun Patrick tidak diperoleh dalam pekerjaan semalam. Lewat laboratorium, pusat riset dan pengembangan produk, evolusi produk terus dilakukan. Mendengarkan masukan dan keinginan konsumen jadi latar belakang utama, perusahaan menciptakan produk baru di masa depan.

"Branding itu bukan sekedar pasang iklan, tapi terus berkembang. Formula yang disiapkan pada suatu produk yang diciptakan harus bisa mengantarkan janji merek bagi konsumen, ini yang utama," ucap Patrick. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com