Lonjakan penjualan Spark EV terjadi di saat General Motors memutuskan untuk mengurangi banderol jadi lebih murah 1.500 dollar AS (Rp 19,5 juta), selain itu harga sewa mobil kompak ini juga lebih murah menjadi 139 dollar AS (Rp 1,8 juta) per bulan dari sebelumnya 199 dollar AS. Harga yang lebih murah ini ternyata punya pengaruh besar terhadap minat konsumen membeli mobil listrik pada April 2015 lalu.
GM mencatat 920 unit Spark EV terjual bulan lalu di dua negara bagian, California dan Oregon. Jika diurai lebih jelas lagi, tercatat 94 persen atau 864 unit Spark EV yang disewa konsumen bulan lalu, jelas Annalisa Bluhm, perwakilan divisi Komunikasi Chevrolet kepada AutoblogGreen (4/5/2015).
Di negara-negara maju, opsi menyewa mobil banyak dilakukan konsumen ketimbang membeli. Pasalnya, dengan menyewa konsumen terbebas biaya perawatan berkala dan secara ekonomis lebih terjangkau ketimbang beli mobil langsung.
Meski terbilang kecil, jumlah 920 unit sama empat kali lipat lebih dari hasil penjualan bulan sebelumnya (Maret 2015), yang cuma 151 unit atau 97 unit pada April 2014. Jumlah itu juga hampir sama dengan penjualan seluruh mobil listrik GM sepanjang tahun di periode sebelumnya.
GM hanya menjual 653 Spark EV sepanjang 2013 dan 1.146 di 2014. Hasil penjualan April lalu, bahkan menjadi prestasi tersendiri karena Spark EV berhasil menggeser dominasi Volt yang hanya terjual 905 unit di bulan yang sama.
Chevrolet berniat mulai menjual Spark EV ke negara bagian lain, Maryland mulai kuartal ketiga tahun ini. Jadi, apakah sukses ini berarti kalau Chevy akan memboyong Spark EV ke negara bagian lain?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.