Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indomobil: Bikin Mobil Nasional Itu Sulit

Kompas.com - 12/02/2015, 17:15 WIB
Azwar Ferdian

Penulis

Tangerang, KompasOtomotif — Jauh sebelum isu mobil nasional mencuat, baik pada era Esemka maupun sampai pada kerja sama antara Proton dan PT Adiperkasa Citra Lestari, Indomobil sudah pernah berupaya untuk bisa merealisasikan mobil nasional Indonesia.

Komisaris Indomobil dan juga tokoh otomotif nasional, Subronto Laras, bercerita, ide membuat mobil nasional tercetus saat Suzuki Indomobil Sales (SIS) sudah memiliki mesin sendiri dengan kapasitas 1,0 liter. Dari mesin itu, Indomobil tinggal merancang sasis dan bodi agar bisa jadi mobil nasional.

"Kami pernah punya mesin 1.000cc yang dipakai Katana dan Carry. Tinggal siapkan bajunya agar bisa menjadi mobil nasional. Kami sudah menjajaki kerja sama dengan perusahaan Inggris, Reliant, untuk membuat bodi. Tapi, obsesi kami kandas, biaya sangat besar dengan harus memenuhi persyaratan standardisasi dengan biaya 5 juta dollar AS," tutur Subronto Laras kepada wartawan di Tangerang, Kamis (12/2/2015).

Gagal pada pengalaman pertama, Indomobil langsung beralih ke rencana lain dengan menggunakan model lain di bawah bendera Mazda Motor Indonesia. Ketika itu, mobil yang dirancang adalah Mazda MR90

"Setelah gagal, kami langsung pindah dan merancang Mazda MR90. MR adalah singkatan dari Mobil Rakyat. Kami rancang mobil penumpang dengan bodi monokok dan langsung kami sampaikan ke pemerintah. Jawabannya, selama dibuat di sini, akan jadi mobnas," lanjut Subronto.

Subronto melanjutkan, pihaknya masih bertemu masalah baru karena meski berstatus mobil nasional, MR90 masih kena PPnBM (pajak penjualan atas barang mewah) sebesar 30 persen. Harganya jadi sulit bersaing. Akhirnya, MR90 kami ubah jadi station wagon (Mazda Vantrend) untuk bisa tetap bertahan.

"Indomobil sudah melakukan semuanya untuk menciptakan mobil nasional. Jawabannya, merealisasikan itu sangat sulit," tutup Subronto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com