Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Butuh Pusat Studi dan Pengembangan Otomotif

Kompas.com - 20/11/2014, 08:00 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Surabaya, KompasOtomotif – Dari tiga kekuatan otomotif besar di ASEAN, hanya Indonesia yang belum memiliki lembaga atau badan yang bekerja seperti Thailand Automotive Institute ataupun Malaysia Automotive Institute. Di Thailand dan Malaysia, lembaga ini berperan sebagai pusat studi dan pengembangan elemen otomotif dari hulu hingga hilir untuk mencapai kekuatan industri dalam negeri yang mandiri.

Indonesia membutuhkan pusat studi dan pengembangan yang tentu diisi oleh produk Sumber Daya Manusia dalam negeri. Kebutuhan ini penting sebab sebentar lagi era perdagangan bebas segera dibuka pada 2015, hasil dari kesepakatan negara-negara anggota ASEAN pada 28 Januari 1992 di Singapura.

Menurut Head of Permanent Committe on Industrial Policy & Regional Empowerment Indonesian Chamber of Commerce and Industry (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) I Made Dana M Tangkas, sebenarnya sudah ada Sentra Otomotif Indonesia, namun sifatnya masih mengembangkan proses yang telah ada bukan menciptakan produk engineering otomotif.

“Nanti SOI bisa saja mengembangkan pusat studi dan pengembangan sendiri atau bisa juga bekerja sama dengan perguruan tinggi atau bisa bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan. Memang masih dini tapi sedang disiapkan,” kata Made Dana di Surabaya, Rabu (19/11/2014).  

Tidak hanya ingin kompetitif di perdagangan bebas ASEAN, Pemerintah Indonesia punya target tinggi, yaitu menjadi negara penghasil kendaraan terbesar se-ASEAN melewati Thailand. Pada 2020, produksi kendaraan di dalam negeri diharapkan mencapai 2,6 juta unit dan penjualan menyentuh 2 juta unit.

“Kalau melihat dari target penjualan mobil 2 juta unit pada 2020 dan 3,5 juta pada 2025, masa (pusat studi dan pengembangan) tidak dibuat di Indonesia? Menurut pendapat saya dengan melihat tren seperti itu kita harus memanfaatkan insinyur dari Indonesia. Mereka harus dididik sehingga siap untuk berkembang,” tutup Made Dana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com