Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalai "Recall", Bos Otomotif Diancam Penjara Seumur Hidup

Kompas.com - 06/08/2014, 17:31 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Detroit, KompasOtomotif - Bicara kampanye perbaikan massal (recall) memang belum terlalu "penting" di Indonesia. Tapi, di Amerika Serikat hal ini sangat penting apalagi jika menyangkut faktor keselamatan konsumen.

Dari alasan ini, Senator Demokrat Claire McCaskill menggulirkan wacana baru, memberikan hukuman lebih serius bagi para pelaku bisnis otomotif supaya memberikan efek jera. Usulannya, diberlakukan hukuman seumur hidup bagi eksekutif perusahaan yang terbukti lalai melakukan recall, demi kepentingan masyarakat umum.

Senator asal Missiouri ini mengusulkan, peningkatkan dana operasional bagi Aksi Lembaga Keselamatan Kendaraan Bermotor (MVHSEA) untuk meningkatkan level keselamatan di dunia otomotif. Banyaknya kasus recall melibatkan Toyota dan General Motors, merupakan latar belakang usulan tersebut.

Dua usulan
Selain melipatgandakan bujet Lembaga Keselamatan Lalu Lintas Nasional (NHTSA) dalam enam tahun mendatang, ia juga mengusulkan hukuman baru. Pertama, menghapuskan denda maksimal 35 juta dollar bagi setiap merek. Kedua, menambah hukuman baru ancaman penjara seumur hidup bagi eksekutif perusahaan jika terbukti mengetahui ada masalah tapi menunda recall.

"Memberikan penuntut federal kekuatan lebih besar untuk menyeret pelaku kriminal dalam hal keselamatan otomotif sekaligus kesempatan memberikan hukuman lebih besar, termasuk hukuman penjara seumur hidup, jika pelanggaran yang dilakukan sampai menyebabkan kematian," tulis kantor senator McCaskill, dilansir Detroit News (5/8/2014). Jika penundaan recall menyebabkan korban cidera permanen, para ekskutif bisa dituntut dengan penjara 15 tahun.

Dengan usulan perubahan perhitungan struktur bagi produsen otomotif, nilai denda yang harus di bayar per unit kendaraan bisa naik dari 5.000 dollar AS menjadi 25.000 dollar AS. Jika usulan ini berlaku, maka denda yang ditanggung GM karena kasus recall starter bermasalah bisa mencapai 55 miliar dollar AS, bukan 35 juta dollar AS yang dibebankan saat ini.

"Dengan jutaan warga AS di belakang kemudi setiap hari dan lebih dari 33.000 orang terbunuh di jalan setiap tahunnya, kami harus melakukan sesuatu yang lebih baik untuk memastikan mobil dan kondisi jalan yang kita lalui aman," jelas McCaskill.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com