Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prinsipal Otomotif Global Mulai Galau di Rusia

Kompas.com - 24/03/2014, 14:46 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Moskwa, KompasOtomotif - Situasi politik dan keamanan yang tengah memanas di Rusia, membuat kepercayaan diri konsumen untuk membeli mobil baru turun. Seiring dengan itu, nilai tukar mata uang Ruble juga melemah, membuat sejumlah prinsipal otomotif global mulai galau di negeri beruang merah.

Merek asing yang mengandalkan impor komponen dari luar Rusia menghadapi kenaikan yang tidak menguntungkan. Sebaliknya, bagi produsen otomotif lokal, kondisi ini justru memperbesar level daya saing mereka. Nilai tukar ruble anjlok sampai 11 persen tahun ini akibat krisis Crimea yang tengah terjadi antara pemerintah Rusia dan Ukraina.

"Bagi industri yang mengandalkan pasokan lokal, kondisi ini justru lebih baik meningkatkan daya saing di pasar global. Lebih banyak positifnya daripada negatif, memang masih besar ketergantungan pada komponen impor, tapi kami sedang mengupayakan mengurangi ini," beber Alexei Rakhmanov, wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, dilansir Reuters, Jumat (22/3/2014).

Tiga skenario
Rakhmanov memprediksi, total penjualan mobil baru akan turun, tapi dengan tiga skenario  berbeda tahun ini. Pertama, anjlok 6,5 persen kondisi terburuk. Turun 2,8  persen menjadi 2,83 juta unit merupakan skenario moderat atau tergerus 0,7 persen jadi target optimis.

Pembelian mobil baru terus menurun sejak tahun lalu, konsumen enggan mengeluarkan uang banyak. Penjualan turun 5 persen pada 2013 dan diprediksi masih akan berlanjut tahun ini. Sebab, kondisi ekonomi yang masih rentan terhadap gangguan politis dan keamanan nasional.

"Penguatan ruble baik bagi kami, karena kami menggunakan komponen lokal lebih banyak dari yang lain. Tapi, di sisi lain kondisi pasar lagi tidak optimal karena tingkat kepercayaan diri konsumen sedang turun," beber Bo Andersson, Chief executive officer (CEO) AvtoVAZ, produsen mobil terbesar di Rusia.

Tingkat kecemasan tinggi
Andersson mengkhawatirkan kalau konsumen justru punya tingkat kecemasan lebih tinggi soal ancaman kondisi ekonomi yang bisa terpuruk kalau perang terjadi.

Bagi merek asing, kondisi ini tidak menguntungkan. Ford melalui anak perusahaannya, Ford Sollers, memastikan akan menghentikan sementara produksinya mulai April-Juni 2014. Pelemahan ruble membuat ongkos produksi tidak kompetitif membuat merek asal AS ini minin daya saing.

"Situasi ini menambah beban lebih berat bagi bisnis Ford Sollers. Seperti biasa, kami akan terus memantau kondisi ekonomi dan akan bertindak sesuai lingkungan yang berubah. Tidak ada komentar atau spekulasi menyangkut rencana produksi kami," tulis Ford.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com