Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Avanzanation Journey 2014 [Tengah]

Kisah Heroik Insiden Hotel Yamato

Kompas.com - 25/02/2014, 12:18 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Keinginan Inggris dianggap sebagai penghinaan pada kedaulatan Indonesia, yang baru saja memproklamasikan kemerdekaan. Melalui institusi resmi, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) atau organisasi perjuangan bersenjata yang dibentuk masyarakat, termasuk santri dan para ulama ternama, bergabung bersama untuk ikut menentang ultimatum itu.

Serangan skala besar
10 November, tentara Inggris mulai melancarkan serangan skala besar, mulai dari pengeboman melalui udara ke gedung-gedung pemerintahan, hingga menggerakkan 30.000 anggota infranteri, pesawat terbang, tank, dan kapal perang. Inggris terus membombardir Surabaya.

Perlawanan pejuang dan masyarakat Indonesia bukannya surut, melainkan justru semakin membara. Inggris, yang semula menargetkan bisa menaklukkan Surabaya dalam tiga hari, baru bisa mengakhiri serangan ini setelah berminggu-minggu.

Surabaya akhirnya jatuh ke tangan Inggris. Pertempuran itu kabarnya mengakibatkan belasan ribu pejuang Indonesia tewas, dan mendesak 200.000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Ribuan pasukan Inggris juga mengalami hal yang sama.

Sejarah itu selalu dikenang Indonesia karena mencerminkan semangat pejuang dalam mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Tanggal 10 November, ketika pertempuran itu dimulai, kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan, dan sejarahnya melekat di Surabaya.

Banyak yang bisa dipelajari dari peristiwa ini, antara lain bagaimana para pahlawan menjaga kemerdekaan dengan mengorbankan segalanya, termasuk nyawa mereka. Sudah tugas kita sebagai penerus untuk menghargai dan menjaga apa yang telah mereka perjuangkan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengharumkan nama bangsa, mulai dari segudang prestasi, hingga menggunakan produk-produk yang berasal dan dibuat oleh Anak Negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com