Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Empuk atau Keras, Ganti Per!

Kompas.com - 12/04/2013, 16:43 WIB

Jakarta, KompasOtomotif — Setiap mobil punya karakteristik yang berbeda-beda soal peredaman suspensi. Akibatnya, banyak pemilik mobil mengeluh dengan kinerja suspensi. Misalnya, terlalu keras atau sangat empuk dengan goncangan besar. 

Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan? Bila masa garansi mobil sudah habis, maka datang saja ke spesialis suspensi, minta carikan suspensi sesuai dengan keinginan.  

Berikut kami siapkan tips untuk mengetahui karakteristik suspensi—khususnya per—seperti yang dijelaskan oleh Alex Karnadi, punggawa bengkel Ceper Baru, spesialis suspensi di Jakarta Selatan.

Per keong
Sebelum mengganti, tanyakan dulu ke bengkel, per apa yang cocok untuk mobil Anda. Utamanya, ukuran mangkok dan tinggi per. Pasalnya, ukuran yang tidak pas akan menimbulkan bunyi-bunyian saat mobil melintas di jalan bergelombang dan rusak. Cari per yang sama tingginya dengan as sokbreker. Tujuannya untuk mencegah goyang atau mangkok lepas. 

Setelah memperoleh beberapa pilihan, tentukan per yang akan dipasang. Untuk menentukan per keras atau empuk, lihatlah secara fisik. Pertama, perhatikan diameter batang per; kalau besar, berarti keras. Lantas, amati jarak lilitan; kalau lebih renggang, berarti keras. 

Lainnya, material per, baja murni atau tidak. "Kalau baja, lebih lentur. Semua mobil sekarang sudah pakai bahan yang sama, kandungan baja cuma setengah," papar Alex yang biasa dipanggil Babe.

Manfaatkan per di mobil Anda sebagai patokan.

Per daun
Per ini sudah jarang dipakai, kecuali pada minibus dengan basis mobil barang. Agar empuk, lembaran per dikurangi. Untuk mendapatkan hasil maksimal, bagi yang masih memakai sokbreker oli, ganti dengan yang model gas. Tujuannya untuk membantu memperoleh gaya pantulan ke atas (rebound). Bila ingin memperkeras bantingan, bisa dengan menambah lembaran per. Ukurannya harus sesuai kuping yang mengikat lembaran di rangka atau sasis mobil.

Proses penggantian per paling lama 2 jam. Harganya Rp 800.000-Rp 1,3 juta untuk mobil Jepang, sedangkan untuk mobil Eropa lebih mahal sekitar 50 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com