Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LC Cross, Indikator Peningkatan Kualitas Produk Geely Bagian 1

Kompas.com - 24/11/2011, 21:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua hari berada di belakang kemudi LC Cross, menelusuri tol Jakarta – Bandung-Lembang-Subang,-Sandang-Purwakarta dan kembali Jakarta, sekitar 350 km, kesan utama yang diperoleh KOMPAS.com,kualitas produk Geely ini semakin baik. Khususnya dibandingkan dengan produk model yang dicoba tahun lalu, yaitu MK dan MK2 (sedan dan hatchback).

Kualitas “finishing” mobil yang diimpor utuh (CBU) dari China ini semakin baik, yaitu komponen bodi, dasbor dan bagian lain dari interior. Kendati demikian, Geely masih harus memperhatikan beberapa kekurangan pada produknya ini. Pasalnya, dari hasil tes “by feeling” yang dilakukan beberapa wartawan, keluhan utama, “payah” saat menanjak, termasuk di jalan tol Padaleunyi.

Gerakan Pintu dan Transmisi
Beberapa bagian utama yang memperlihatkan kualitas produk Geely ini semakin baik adalah gerakan pintu. Saat ditutup tidak lagi menimbulkan bunyi “gedebuk” keras. Hanya dengan tekanan normal, pintu tertutup dengan rapat dan mudah. Menurut Geely, tersebut bisa dilakukan karena kini, seluruh bodinya menggunakan pelat dengan ketebalan 9 mm.

Pengoperasian tuas tombol lampu depan,wiper, tongkat transmisi, pedal-pedal (kopling, rem dan gas). Bahkan perpindahan gigi ke semua posisi, termasuk mundur, berjalan lancar dan mudah. Tidak lagi menimbulkan suara yang agak berisik. Tak kalah menarik, tenaga untuk menekan pedal kopling sangat ringan.

Fitur Keamanan
LC Cross adalah  crossover mini  dengan harga sangat terjangkau pertama  yang dipasarkan di Indonesia yang dilengkapi anti-lock brake (ABS) plus electronic brake force distribution (EBD). Bahkan untuk versi GL yang dijual Rp 120 juta (on-the road di Jakarta), dilengkapi dengan 6-air bag, termasuk dua di kaca samping depan (tipe curtain).  Berarti, untuk keamanan, sangat memadai!

Fitur lainnya, tilt steering, kaca spion yang bisa disetel dari dalam (elektrik) dan tentu saja untuk kenyamanan adalah air conditioner (AC) plus audio yang bisa memainkan CD dan dihubungkan ke USB.Lainnya adalah alat yang memudahkan kerja pengemudi, power window dan central lock.

Mesin
Kebetulan unit yang dites KOMPAS.com jarak tempuhnya sudah mencapai 1.100 km lebih. Mesin 4-silinder, 1.342 cc, DOHC dan 16-katup, gampang dihidupkan dan  tidak lagi menimbulakan suara terlalu berisik. Getarannya juga lebih halus.

Saat pertama dijalankan, dengan tekanan pedal pelan, tarikan mesin terasa agak berat. Namun bila gas diinjak dengan cepat (berakselerasi), terjadi spin. Hal terakhir menunjukkan kemampuan mesin cukup mumpuni.

Kendati demikian, saat melaju pada gigi 4 dan 5 - misalnya di jalan tol yang semula rata dan kemudian menanjak - pengemudi yang terlena dengan kenyamanan, akan merasakan mobil lama-lama kehilangan tenaga alias “lemot”. Apalagi saat itu melaju pada kecepatan 100 km/jam. Dipastikan, kendati harus menginjak gas lebih dalam, mobil ini kepayahan. Penyebabnya, pada kecepatan dan posisi gigi yang disebutkan di atas, putaran mesin rendah, di bawah 3.000 rpm.

Contohnya, pada gigi 4, kecepatan 60 km/jam, mesin bekerja pada 2.000 rpm dan pada 80 km/jam, 2.750 rpm. Pada gigi 5,  kecepatan 80 km/jam, putaran mesin hanya 2.000 rpm. Karena putaran terlalu rendah, mesin pun kepayahan. Malah, jika gigi diturunkan ke 3, juga tidak bisa reaksi masih kurang responsif.

Begitu gigi diturunkan, ke-2 atau 3, begitu berada di atas 3.000 rpm, traksi mulai membaik. Makin tinggi putaran mesin, makin cepat responnya. Nah, bagi sebagian rekan wartawan yang tidak biasa “membejek” habis gas, coba tetap bertahan pada putaran rendah. Bahkan pada gigi tinggi. Akibatnya, ya... kepayahan! (Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com