JAKARTA, KOMPAS.com - Semula para pabrikan motor Indonesia optimis menghadapi pasar tahun depan, kini berbalik menjadi sedikit ragu. Pasalnya, pemerintah berencana akan menaikkan pajak bea balik nama (BBN) tahun depan dari 10 persen menjadi 20 persen.
Vice President Director PT Yamaha Motor Kencana Indonesia Dyonisius Beti menjelaskan, jika semua pemerintah daerah sepakat menaikkan BBN menjadi titik maskimal hingga 20 persen maka akan berpengaruh negatif terhadap pasar motor. "Bisa-bisa pasar motor 2010 menjadi stagnan, atau kalaupun menguat akan sangat tipis. Paling maksimal 10 persen dari tahun ini," ujar Dyon saat menghubungi KOMPAS.com, Selasa (27/10).
Saat pajak BBN menyentuh level 20 persen, sontak harga motor akan melonjak sekitar Rp1,2 juta hingga Rp2juta per unit. Meski kondisi perekonomian secara umum diprediksi membaik tahun depan, kenaikan harga yang terjadi akan tetap membuat pasar menciut.
"Motor merupakan kendaraan masyarakat kelas menengah ke bawah. Saya harap pemerintah bisa melihat ini. Selama belum tersedianya sarana transportasi yang memadai, jangan dibebani pajak (BBN) maksimal," kata Dyon.
Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto menambahkan, ancaman pernurunan pasar motor akan terjadi hingga 20 persen jika semua rencana kenaikan perpajakan pemerintah terealisasi tahun depan.
Seperti diketahui, pemerintah telah memutuskan UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) tentang tarif pajak kendaraan bermotor (PKB) secara progresif 1-2 persen untuk kendaraan pertama dan 2-10 persen untuk kendaraan selanjutnya. Aturan ini juga mencantumkan kenaikan tarif bea balik nama maksimal (BBN) dari 10 persen menjadi 20 persen.
"Pokoknya, pemerintah sebaiknya tak menaikkan pajak dulu. Departemen Perindustrian (depperin) sangat mengetahui seperti apa perkembangan industri ini. Pemda harus bisa berkonsultasi dengan mereka," jelas Prijono.
Di Karawang, beberapa waktu sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata sempat optimis dengan penjualan sepeda motor diproyeksikan mencapai sekitar 5,4 juta unit hingga 5,6 juta unit sampai akhir tahun. "Tahun depan saya perkirakan bisa tumbuh 10%. Dukungan sektor finansial terus diharapkan, selain kondisi ekonomi nasional yang menentukan," jelas dia.
Apa bisa tercapai pertumbuhan 10% jika pajak maksimal BBN bergulir tahun depan?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.