JAKARTA, KOMPAS.com – Membeli mobil bekas membutuhkan ketelitian ekstra, terutama dalam memeriksa riwayat perawatan kendaraan. Salah satu tanda peringatan yang sering diabaikan adalah riwayat overheat pada mobil.
Masalah ini tidak hanya memengaruhi performa kendaraan, tetapi juga dapat menimbulkan kerusakan serius pada komponen mesin yang berujung pada biaya perbaikan besar.
Agus, pemilik Autohaus, bengkel spesialis mobil bekas, menjelaskan bahwa riwayat overheat menunjukkan adanya gangguan pada sistem pendingin mesin.
"Ketika mobil pernah mengalami overheat, potensi kerusakan pada kepala silinder, gasket, atau bahkan blok mesin sangat tinggi. Perbaikan komponen tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit," kata Agus kepada KOMPAS.com, Selasa (26/11/2024).
Agus juga menyoroti bahwa overheat dapat menyebabkan deformasi atau retak pada komponen mesin akibat panas berlebih. Hal ini sering kali menimbulkan masalah lanjutan, seperti konsumsi oli berlebih atau mesin kehilangan kompresi.
"Kondisi ini membuat mesin sulit bekerja optimal, bahkan setelah diperbaiki," kata dia.
Selain dampak pada mesin, riwayat overheat juga bisa menunjukkan adanya kelalaian perawatan oleh pemilik sebelumnya, seperti kurangnya penggantian cairan pendingin atau penggunaan radiator yang tidak sesuai spesifikasi.
Agus menyarankan calon pembeli mobil bekas untuk melakukan inspeksi menyeluruh sebelum memutuskan membeli.
"Pastikan untuk memeriksa sistem pendingin, seperti radiator, kipas, dan thermostat. Jika ditemukan tanda-tanda bekas overheat, lebih baik cari alternatif lain," ujarnya.
Membeli mobil bekas dengan riwayat overheat bukan hanya berisiko pada performa mesin, tetapi juga menimbulkan biaya tak terduga di kemudian hari.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/11/27/110200615/beli-mobil-bekas-dengan-riwayat-overheat-sebaiknya-dihindari