Sejak setahun belakangan, beberapa karoseri di Indonesia telah merakit sejumlah unit bus listrik. Hanya saja, saat ini populas bus listrik masih belum marak di tanah air.
Managing Director Karoseri Delimajaya Group Winston Wiyanta mengatakan jika untuk prospek dari bus listrik di Indonesia sangatlah banyak peluang. Apalagi, jika dari sisi bisnis, Transjakarta sudah menjadi konsumen utama.
“Kalau prospek bus listrik sudah pasti pelanggannya saat ini hanya satu yaitu Transjakarta. Dan Transjakarta ini anggarannya sudah jelas untuk apa. Berarti APBD yang dimasukan kesana sudah jelas,” kata Winston kepada Kompas.com, Kamis (2/2/2023).
Winston menjelaskan, jika alur bisnis dari bus listrik di Indonesia biasanya tendernya adalah perusahaan otobus (PO).
Contohnya adalah PO DAMRI, Perum PPD, Panorama Mayasari atau Hiba yang akan membeli bus listrik dari Karoseri. Kemudian PO tersebut melakukan kontrak dengan Transjakarta untuk mengadakan layanan bus listrik.
“Nantinya para PO itu kalau tidak salah dibayar per kilometer oleh PT Transjakarta untuk mengoperasikan bus listrik. Jadinya saat ini pembelinya (bus listrik) sudah ada Transjakarta, karoseri sebagai penjual dan akan membeli dari karoseri operator bus,” kata Winston.
Untuk pasar dari bus listrik ini sangatlah terbuka lebar, apalagi banyak jalur-jalur di Jakarta yang perlu bus listrik untuk melayani beberapa koridor.
Kendati dari beberapa karoseri telah siap, menurut Winston program pemerintah, realisasi dan juga dana juga masih jadi faktor utama.
“Misalnya mau pengadaan tahun depan bus Transjakarta 500 unit, tapi anggarannya tidak turun. Yang jelas program setiap Kementerian atau BUMD pasti ada mau membuat bus listrik ini diperbanyak. Tapi balik lagi ketok palu dari Kementerian keuangan dan sebagainya belum tahu,” kata Wiston.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/02/174100515/masa-depan-bus-listrik-di-indonesia-masih-sulit