Renault Arkana Bakal Sapa Warga Indonesia Tahun Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Maxindo Renault Indonesia (MRI) berencana menghadirkan berbagai kejutan tahun ini, salah satunya merilis Sport Utility Vehicle (SUV) Arkana yang tampil atraktif dengan desain unik.

Langkah terkait dilakukan dalam upaya menjadikan Renault sebagai merk mobil Eropa dengan volume penjualan terbesar di Indonesia dan memiliki line-up lengkap.

"2022 akan menjadi tahun yang penting bagi MRI dengan hadirnya Kiger yang akan menjadi varian teranyar yang segera akan banyak mengaspal di Indonesia," kata Chief Operating Officer MRI Davy Tuilan di keterangan tertulis, Senin (24/1/2022).

Tidak hanya itu, lanjut dia, berbagai varian baru seperti Renault Arkana juga disinyalir akan dihadirkan Maxindo Renault Indonesia di penghujung tahun.

Namun Davy masih enggan mengungkap secara rinci rencana itu. Bila benar-benar dihadirkan ke Tanah Air, persaingan pasar SUV di Indonesia akan semakin seru.

Pasalnya SUV asal Prancis itu mengusung perpaduan desain SUV serta Coupe. Sehingga, parasnya begitu elegan dan bertanding dengan BMW X6 juga Mercedes-Benz GLE Coupe.

Dalam pengembangan bisnis tahun ini, Davy juga mengatakan pihak MRI menargetkan pembangunan 30 diler baru dan meningkatkan Customer Relationship Management.

"Karena walaupun masih jauh dari sempurna, kami akan terus berusaha membenahi diri karena kepuasan pelanggan tetap menjadi nomor satu," ujar dia.

Adapun rekam penjualan Renault di Indonesia tahun lalu, disebutkan telah sesuai harapan dengan total penjualan 497 unit. Capaian ini cukup wajar mengingat perusahaan mengalami beberapa tantangan yaitu pandemi Covid-19 dan krisis cip semikonduktor.

Kontributor terbesar dari penjualan itu, berasal dari model Renault Triber. Kemudian diikuto oleh Koleos, Climber, Triber dan varian terbaru Kiger.

“Bisnis Renault di tahun 2021 diwarnai oleh pandemi dan efek sampingnya seperti interupsi produksi karena kelangkaan beberapa komponen penting," ujarnya.

"Namun di sisi lain pandemi di 2021 memberi efek positif bagi penguatan di 'survival processes' yang ujung nya adalah peningkatan kualitas layanan di semua aspek," jelas Davy.