JAKARTA, KOMPAS.com – Hyundai akhirnya menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Pemerintah Indonesia soal investasi di dalam negeri, saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Negeri Ginseng tersebut, 10 September 2018.
Namun memang sampai saat ini, informasi terkait berapa jumlah investasi dan kapan realisasinya masih belum dibocorkan. Meski begitu MoU menjadi tanda keseriusan merek Korea Selatan tersebut untuk menjadikan Indonesia basis produksi.
Tak berhenti sampai situ, Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) Mukiat Sutikno, mengatakan, pihaknya juga masih terus berusaha buat meyakinkan prinsipalnya untuk realisasi investasi tersebut.
“Realisasinya kapan belum bisa kami katakan, sekarang ini, karena kami harapkan dari Mou tersebut, semua akan bergerak cukup cepat. Jadi nantinya detailnya kapan, kami juga belum ada,” ujar Mukiat kepada KOMPAS.com, Senin (10/9/2018).
“Kami sendiri tentunya mendukung penuh, dan seperti yang sudah pernah saya katakan, kami selalu memberikan masukan terkait market indonesia sendiri. Karena menurut kami Indonesia sangat berpotensi untuk pertumbuhan yang luar biasa dari segi otomotif ke depannya,” ujar Mukiat.
Alasannya, kata Mukiat, penetrasi kendaraan di Indonesia baru sekitar 7,9 persen. Padahal negara tetangga Malaysia sekitar 45 persen, dan Thailand sendiri 23 persen. Jadi potential growth otomotif di dalam negeri masih sangat besar.
“Itu yang kami terus sampaikan kepada pihak Hyundai Motor Company (HMC) Korea Selatan,” tutur Mukiat.
“Namun tak hanya itu, kami juga katakan, kami (Hyundai) harus memiliki produk yang tepat, di segmen yang tepat dengan harga yang kompetitif, untuk masuk pangsa segmen di Indonesia,” ucap Mukiat.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/09/12/080200715/upaya-hyundai-indonesia-yakinkan-prinsipal-korea-investasi