JAKARTA, KOMPAS.com - Berkendara jauh terutama saat momen Lebaran membutuhkan konsentrasi tinggi pengemudi. Tidak jarang akibat kelelahan yang dihiraukan, pengemudi dapat terkena gejala microsleep.
Microsleep adalah kondisi tubuh tidur sekejap, sekitar 2 sampai 30 detik yang kerap terjadi saat otak tidak terstimulasi atau mengalami kebosanan dikala mengemudi.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengungkapkan ada peran penting yang bisa dilakukan penumpang di dalam kendaraan untuk membantu pengemudi tidak mengalami microsleep.
"Penumpang aktif mengawasi kondisi pengemudi. Tegur bila terlihat lelah atau mengantuk. Aktif memberitahu bila dirasa perjalanan sudah terlalu lama, harus istirahat," ucap Jusri saat dihubungi Minggu (4/6/2018).
Jusri mengungkapkan peran penumpang bisa menjadi navigator diperjalanan. Ini membuat pengemudi aktif namun tidak melupakan pekerjaan utamanya dalam menyetir kendaraan.
Penumpang sebenarnya dilarang mengajak pengemudi berbicara terlalu lama karena dapat mengganggu konsentrasi pengemudi. Hindari juga memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terlalu berat hingga membuat pengemudi kehilangan konsentrasi di perjalanan.
"Jangan juga seluruh penumpang ajak pengemudi berbicara, bisa hilang konsentrasinya. Sesekali saja ajak bicara untuk menghilangkan kejenuhan," ucap Jusri.
Selain itu, peran penumpang juga dapat menjadi pengawas kondisi kendaraan. Jika ada lampu peringatan menyala, atau tanda bahan bakar menipis, beritahukan pengemudi untuk segera menghentikan kendaraan di tempat terdekat dan memeriksanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/06/05/043200715/paling-efektif-mencegah-terjadinya-microsleep-saat-mudik