Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Baru, Tameng Kawat di Kaca Bus

Kompas.com - 12/06/2017, 15:23 WIB
Stanly Ravel

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Dalam rangka menyambut musim mudik Lebaran 2017, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) giat melakukan pengecekan angkutan mudik dan fasilitas penunjang. Salah satu yang menjadi target adalah bus antar kota antar provinsi (AKAP) dan pariwisata di beberapa terminal keberangkatan.

Dalam pengecekan di Terminal Bus Terpadu Pulogebang, pada Sabtu (10/6/2017), BPTJ menemukan beberapa bus yang menggunakan kawat sebagai tameng di kaca depan. Melihat hal tersebut, BPTJ mengatakan bahwa semestinya temang kawat tersebut tidak dipasang karena bisa membahayakan bagi pengemudi.

Baca : "Curhat" Sepinya Peminat Bus pada Musik Mudik

Menanggapi permasalahan ini, Direktur Lalu Lintas Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Pandu Yunianto, mengatakan, fenomena tersebut ini memang kerap ada pada bus AKAP, khususnya lintas Sumatera.

"Alasanya karena lintasan mereka (sopir) itu rawan. Saat bus melintas sering dilempari batu oleh warga, karena itu sebagai bentuk pengaman mereka berinisiatif pasang kawat sebagai temang, karena memang cukup berbahaya saat sedang berkendara lalu kaca tiba-tiba pecah akibat batu," ujar Pandu saat dihubungi KompasOtomotif, Senin (12/6/2017).

http://haltebus.com / Mai Tameng Kawat pada Kaca Bus di terminal Pulogebang yang diabadikan haltebus.com

Menurut Pandu, secara aturan memang tidak dijelaskan apakah boleh atau tidak, karena klaim sopir juga sebagai perlindungan. Sehingga masalah ini sifatnya menjadi situasional untuk kebanyakan bus lintas Sumatera.

Baca : Jelang Mudik, 39 Persen Bus Dinyatakan Tak Laik Jalan

"Setahu saya di daerah Batu Raja itu sering sekali warga melempari batu ke bus yang melintas, kita tidak tahu apa alasanya. Untuk masalah tameng kawat sedang dicari solusinya dengan teman-teman BPTJ, kemungkinan akan ada kordinasi dengan kepolisian daerah untuk mengatasi masalah pelemparan batu dibeberapa titik yang memang rawan," kata Pandu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com