Barcelona, KompasOtomotif - Lewis Hamilton (Mercedes) berhasil menjuarai seri kelima kejuaraan Formula 1 2017, setelah unggul atas Sebastian Vettel (Ferrari) dan Daniel Ricciardo (Red Bull). Dengan hasil ini, Hamilton memperkecil keunggulan Vettel di klasemen sementara, hanya terpaut 6 poin. Pebalap asal Inggris ini membalap dengan gemilang pada seri Spanyol ini, namun hasil ini juga membuktikan berapa pentingnya peran tim bagi pebalap Formula 1. Kemenangan ini juga sulit diperoleh jika tanpa bantuan Valtteri Bottas dan strategi ciamik dari tim Mercedes.
Setelah meraih pole position ketiga musim ini, Hamilton gagal melakukan start yang gemilang, kondisi ini kemudian dimanfaatkan baik oleh Vettel. Pebalap asal Jerman ini kemudian memimpin balapan di stint pertama dan unggul sekitar 2 detik atas Hamilton, hingga mengganti ban di lap ke-14.
Peran Valtteri Bottas
Vettel mengganti ban di lap ke-14, sehingga Hamilton memimpin kembali balapan hingga lap ke-21. Tentunya dengan ban yang lebih fresh, Vettel mampu memperkecil jarak terhadap Hamilton, dari 21.6 detik menjadi 14.4 detik hanya dalam 6 lap. Ini menjadi sinyal bagi Mercedes untuk segera mengganti ban Lewis Hamilton, yang kemudian dilakukan pada lap ke 21.
Perlu diperhatikan bahwa strategi Hamilton dan Vettel berbeda di stint kedua (Vettel menggunakan ban softsedangkan Hamilton ban medium).Namun Mercedes memilih untuk tidak mengganti ban Bottas untuk sementara, dengan harapan Bottas bisa menghambat laju Vettel, dan itulah yang terjadi.
Setelah Hamilton mengganti ban di lap ke-21, pebalap asal Inggris keluar dari pitlane dan berada sekitar 7 detik di belakang Vettel. Vettel juga mulai mengejar Valtteri Bottas, namun mengalami kesulitan untuk mendahului pebalap Finlandia tersebut. Vettel memerlukan hampir 3 lap untuk mendahului Bottas, dan alhasil ia kehilangan sangat banyak waktu, sekitar 4 detik dalam waktu 3 laps.
Vettel sendiri mengakui telah kehilangan banyak waktu di belakang Bottas, sehingga jika tanpa bantuan dari rekannya, Hamilton bisa saja lebih kesulitan untuk memenangi balapan ini.
Strategi PitstopCantik
Setelah berhasil mendahului Bottas dengan manuver overtaking yang mengesankan, Vettel kembali dapat mengendalikan jalannya balapan, dan memperbesar keunggulan atas Hamilton hingga 7,7 detik. Pada lap ke-35, kecerobohan Stoffel Vandoorne (McLaren-Honda) membuatnya bertabrakan dengan Felipe Massa (Williams-Mercedes) pada tikungan pertama.
Suspensi kanan depannya patah, memaksa mobil terhenti di posisi yang cukup membahayakan. Virtual Safety Car (VSC) akhirnya diperlukan untuk mengamankan proses penyingkiran mobil Vandoorne.
Melakukan pitstoppada saat VSC sangat menguntungkan, karena kecepatan mobildi trek dibatasi, dan biasanya sebagian besar tim langsung menggunakan kesempatan ini untuk mengganti ban, seperti yang dilakukan oleh Pascal Wehrlein (Sauber-Ferrari). Ferrari tidak langsung menggunakan kesempatan ini untuk mengganti ban soft Vettel yang sudah digunakan 20 lap. Hamilton sebenarnya tidak perlu untuk mengganti ban karena ban Medium relatif masih baru (baru 15 lap).
Namun pada akhirnya, Mercedes melihat ada kesempatan setelah Ferrari tidak mengganti ban pada saat VSC. Periode VSC ada pada lap 35 dan 36. Mercedes tahu bahwa Ferrari tidak bias merespons secara langsung strategi Hamilton, karena Vettel berada di posisi pertama, sedangkan Hamilton kedua. Mercedes juga menduga bahwa VSC hanya akan berlangsung selama 2 lap, hingga lap ke-36. Sehingga, mereka memilih untuk mengganti ban Hamilton di lap terakhir VSC (lap ke-36).
Ferrari harus merespons strategi ini dengan melakukan hal yang sama jika tidak ingin kehilangan banyak waktu. Namun, Ferrari baru bias melakukan penggantian ban pada lap ke-37, di mana VSC sudah berakhir. Alhasil, pitstopsudah tidak lagi menguntungkan bagi mereka dan saat Vettel keluar dari pitlane, Hamilton sudah persis dibelakang Vettel (terpaut kurang dari 1 detik).
Strategi Mercedes ini akurat, karena jika tidak, bisa terjadi dua skenario:
Manajemen Ban Soft yang Apik