Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Kebutaan Sementara karena ”Ditembak” Lampu Silau

Kompas.com - 27/10/2016, 07:02 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Berbagai upaya dilakukan banyak pihak untuk memprotes penggunaan lampu yang menyilaukan pengendara lain dari arah berlawanan. Tapi, hasilnya kurang signifikan, masih banyak pengguna yang tetap memasangnya dengan dalih nyala lebih terang untuk visibilitas lebih baik.

Lalu, bagaimana jika kita berhadapan dengan silaunya cahaya yang bikin mata buta sesaat? Ternyata ini ada teorinya. Paling tidak, mengurangi dampak silaunya cahaya dan mengurangi waktu saat mata kita mendadak gelap tak bisa melihat apa pun akibat ”tembakan” cahaya silau lampu.

Baca: Lampu Putih Silau Dapat ”Perlawanan” dari Sopir Truk

Sony Susmana, Direktur Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), memaparkan bahwa sebenarnya, secara naluri, reaksi mata saat melihat cahaya terang di depannya justru terpancing. Mata malah melihat sumber cahaya itu secara otomatis.

”Solusinya, biasakan untuk menghindar. Saat mata ditembak (sorot lampu), lalu terpancing (melihat), berusahalah untuk mengabaikan dengan mengarahkan mata ke marka jalan sebelah kiri, atau menjauh. Tapi mata tetap mengawasi jalan yang dilalui,” ucap Sony kepada KompasOtomotif (26/10/2016).

Memang, lanjut Sony, usaha ini sangat sulit dilakukan karena naluri manusia. Namun, jika dibiasakan, tips ini akan berhasil. Ujung-ujungnya, mata tak terserang kebutaan sementara akibat silau terkena cahaya lampu kendaraan dari arah berlawanan.

Hitungan waktu
Lalu, berapa lama kebutaan sementara itu diderita jika terkena sorot lampu? Sony mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada hitung-hitungan yang pasti. Reaksi manusia saat biasanya satu detik, tetapi dalam kasus kena sorotan cahaya, mata manusia akan mulai nanar tak sampai dua detik.

”Tapi, satu detik lebih (efek dari buta sesaat). Langkah untuk mengurangi risiko celaka, kurangi kecepatan, dan manusia akan punya persepsi yang dalam untuk mobil atau kendaraan tetap terkontrol,” kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com