Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Pelarangan Perempuan Mengendarai Mobil di Arab

Kompas.com - 22/06/2016, 11:02 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jeddah, KompasOtomoti – Mengendarai kendaraan, roda empat maupun roda dua tentu jadi hak siapapun, perempuan maupun laki-laki. Namun, kondisi seperti itu tidak berlaku untuk Arab Saudi.

Mengutip Wall Street Journal, para perempuan masih belum diperbolehkan untuk membawa kendaraannya sendiri. Ini dianggap terkait dengan kultur konsevatif yang sudah lama berlaku di sana.

Seperti pernah diberitakan oleh The Guardian, pada 2011 lalu, untuk pertama kalinya ada perempuan yang tertangkap mengemudikan kendaraannya, lalu dicambuk sebanyak sepuluh kali. Sebenarnya, cambuk merupakan putusan terakhir, ketika perempuan tidak mengindahkan peringatan kedua atau ketiga kali.

Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang perempuan (baik warganya maupun bukan) untuk mengemudi. Larangan tersebut memaksa keluarga mereka untuk mempekerjakan supir dengan biaya 300-400 dollar Amerika Serikat (Rp 3,9 juta – Rp 5,3 juta), atau perempuan tersebut harus bergantung pada saudara laki-lakinya, untuk menemani bekerja, sekolah, belanja atau ke dokter.

Tidak ada hukum tertulis, yang membatasi perempuan untuk mengemudi. Larangan tersebut dianggap berakar pada tradisi konservatif dan agama, yang menganggap kalau perempuan rentan terhadap dosa, sehingga mereka dihalangi untuk beraktivitas.

Zein el-Abydeen, aktivis pembela perempuan mengatakan, pembenaran agama untuk kasus ini sungguh tidak relevan. Zein bahkan memberikan contoh istri Nabi Muhammad.

“Bahkan istri Nabi Muhammad naik unta dan kuda, karena itu adalah satu-satunya alat transportasi. Selain itu, kenapa perempuan mendapatkan cambuk ketika ketahuan mengemudi, sementara hukuman maksimum untuk pelanggaran lalu lintas (pengemudi laki-laki) hanya denda, bukan cambuk?,” ujar Zein.

Bermain Mobil-Mobilan

Belum lunturnya tradisi kokoh masyarakat Arab terkait banyaknya batasan perempuan, membuat wanita ini akhirnya mencari jalan, agar bisa menuangkan keinginannya mengemudi. Seperti bermain mobil-mobilan di taman bermain.

Beberapa memang menganggap ini hanya permainan, dan mengendarai mobil mainan ini sembarangan. Namun beberapa perempuan lain, justru dengan sungguh-sungguh mengendarai mobil mainan ini, seperti mereka sedang berada di jalan, dan bermain "bombom car" tanpa menabrak mobil lain sama sekali.

“Perempuan tampak senang mengemudi (tidak menabrak). Sementara pria-pria selalu menabrak (mobil mainan bombom car),” ujar Aman al-Abadi, petugas jaga di taman bermain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com