BATU, KOMPAS.com – Penjelajahan gunung-gunung di Jawa Timur masih berlanjut. Tim Ekspedisi Jelajah Tanpa Batas 50 Gunung 40 Hari bergerak menuju Kota Batu, Jawa Timur. Pendaki gunung marathon solo Willem Sigar Tasiam (58) kini akan menjejak di Puncak Gunung Butak dan Panderman.
Rabu, (11/5/2016) malam sekitar pukul 21.30 WIB, Willem yang menumpang Nissan Navara langsung tancap gas ke kaki Gunung Butak. Namun, sebelumnya tim menginap terlebih dahulu di kaki Gunung Banyak di Desa Songgomarto, Kecamatan Songgoriti, Kota Batu, Jawa Timur.
Dari pelataran parkir pos pendakian Gunung Arjuno-Welirang di Desa Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Navara dihadang jalan yang turun curam sebelum memasuki jalan utama. Kestabilan Navara melibas jalan yang turun, bisa diacungi jempol.
Ada jalan turun, sudah pasti ada jalan yang menanjak. Beberapa kali Navara bertemu dengan kontur perbukitan yang bisa dibilang terjal hampir 60-70 derajat. Berbekal mesin YD25DDTI diesel 2.5L commonrail turbo intercooler, tenaga 160 tk, dan torsi 450 Nm, jalan-jalan itu "dihabisi" tanpa sisa.
"Kita makan malam dulu di Alun-Alun Batu," kata Willem mengingatkan.
Mendengar kata-kata itu, mobil kembali dipacu menyusuri Jalan Raya Malang-Surabaya. Sang pengemudi injak gas dalam-dalam hingga mencapai kecepatan 80 kpj.
Karena perjalanan ditempuh pada malam hari, sinar LED Head Lamp with DRL yang memancarkan sinar yang lebih terang dibanding bohlam Xenon, kembali menerangi jalan yang beraspal. Di beberapa titik jalan yang gelap, penerangan dari Navara membantu pengemudi untuk melihat jalan lebih jelas.
Jarak dari kaki Gunung Arjuno-Welirang ditempuh sekitar 41 kilometer. Di tengah jalan raya, bodi Navara yang "seksi" berwarna jingga ini terlihat "nyentrik" dibandingkan dengan mobil-mobil yang lain.
Navara tetiba berbelok dan parkir di dekat Alun-Alun Kota Malang. Bodi mobil jingga dengan desain pikap untuk kali ini bersatu dengan perkotaan.
Hajatan makan malam serta atur strategi pendakian telah usai. Navara kembali menelusuri jalan-jalan di Kota Batu pada malam hari yang dinginnya cukup menusuk tulang.
Tak jauh dari alun-alun, Navara melipir ke kaki Gunung Banyak dan tim ekspedisi untuk beristirahat. Navara bisa beristirahat sekitar 5 jam sebelum kembali beraksi menerabas menuju kaki Gunung Butak.
Perjalanan ke Dusun Seruk
Sekitar pagi pukul 06.30, Kamis (12/5/2016), Navara kembali mengantarkan Willem ke titik awal pendakian di Dusun Seruk, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Salah satu supir Tim Ekspedisi Jelajah Tanpa Batas, Rusdi mengatakan, jalur yang ditempuh menuju Dusun Seruk cenderung berbatu dan ada beberapa tanjakan terjal dan sempit.
Untuk urusan tanjakan, Navara tak kesulitan. Fitur unggulan Navara, seperti Super Hill Distance Control (HDC) dan Hill Start Assist (HSA) bisa diandalkan.
Dengan fitur itu, pengemudi tak perlu takut Navara “menggelundung” tak terkendali ke belakang. Sistem ini akan membuat mobil berhenti tiga detik, untuk memberikan kesempatan kaki pindah dari pedal rem ke gas, sehingga tidak kehilangan momentum.
Suspensi Navara tak mau ketinggalan. Jalanan rusak seperti di trek-trek sebelumnya, sistem suspensi bisa "bermain" dan bergoyang mulus. Anggapan mobil desain dengan desain perkotaan, Navara bisa juga "bermain" di pedesaan.
Navara meninggalkan Willem sekitar pukul 08.00 WIB. Sore pukul 17.30 WIB, di tengah hujan, Navara dengan setia menjemput Willem kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.