Perawatan sistem pengereman adalah hal mutlak. Setiap pemilik kendaraan wajib memperhatikan dan mengenali kondisi rem. Ini berlaku buat semua kendaraan baik yang memakai sistem rem cakram (disc brake) ataupun tromol.
Gejala paling mudah yang bisa dikenali pengendara adalah kampas rem habis. Caranya mulai dari melihat, merasakan, sampai melakukan proses pengecekan bengkel untuk memastikan kondisi kampas rem.
"Untuk mengetahui kondisi kampas rem bisa dilakukan dengan proses pengamatan secara visual. Caranya, mendeteksi lewat kondisi pelek, apakah kotor atau bersih. Biasanya, jika pada pelek depan terdapat kotoran serbuk halus hitam, ini merupakan serbuk dari kampas rem yang jatuh di pelek mobil," jelas Arifani Perbowo, Logistic and Production General Manager PT Kia Mobil Indonesia (KMI).
Arifani melanjutkan, lapisan kampas rem terbuat dari asbes. Saat mengerem ada serbuk dari asbes yang terlepas dan biasanya mengotori pelek. Bila sudah tidak terlihat serbuk atau kotoran hitam pada pelek, bisa jadi salah satu indikasi kampas rem mulai aus atau menipis.
"Untuk lebih pasti bisa dilihat dengan membongkar ban dan memantau ketebalannya secara langsung," ucap Arifani.
Cara selanjutnya dengan merasakan langsung. Pemantauan ini lebih ke pada perasaan saat berkendara. Bila biasanya dengan menekan pedal rem di jarak tertentu mobil sudah berhenti, tetapi kali ini masih berjalan atau jarak pengereman bertambah. Gejala ini juga bisa menjadi salah satu indikator kalau kampas rem mulai tipis dan perlu diganti.
Tromol
Untuk kendaraan yang masih menggunakan rem tromol, pendeteksian sedikit lebih rumit, karena tidak bisa terlihat secara visual. Cara paling jitu adalah membongkar dan melihatnya langsung. Posisi kampas rem yang tertutup dalam tromol membuat sedikit sulit untuk memantau secara visual.
Biasanya ketika kampas rem tromol menipis, ketika menginjak pedal (rem) kerap timbul suara khas, seperti mendecit. "Kalau ini terjadi, sebaiknya untuk tromol langsung dicek dan dibongkar, tapi biasanya gejala utamanya suka terdengar bunyi pada tromol," ujar Arifani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.