Muhammad Al Abdullah, CEO Garansindo menyatakan bahwa kenaikan dollar AS dipastikan berpengaruh pada harga jual produk CBU. Apalagi, patokan harga sebelumnya masih di bawah nilai kenaikan dollar AS.
"Kami masih menggunakan patokan Rp 12.300 untuk pasokan sebelumnya, kalau kondisi dollar terus bertahan sampai akhir bulan, mau tidak mau harga harus naik," jelas Al menjawab KompasOtomotif, Selasa (10/3/2015).
Depresiasi kenaikan dollar yang cukup tinggi menbuat mengerek banderol jadi alternatif paling efektif menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Keputusan kenaikan banderol, lanjut Al, tidak serta-merta tanpa memikirkan kepentingan konsumen.
"Besarnya penurunan dollar tidak langsung kami transfer ke konsumen, paling kalau kondisi sama (dollar Rp 13.000) sampai akhir tahun, kenaikan dikisaran di bawah 5 persen, beber Al.
Garansindo memesan pasokan CBU dari AS dan Italia setiap dua bulan sekali. Tapi, penyesuaian pembayaran pesanan dilakukan setiap bulan.
Di sisi lain, meski dihantui pelemahan nikai tukar rupiah, Garansindo mengaku masih optimis terhadap pasar otomotif nasional. "Biar bagaimana pun segmen premium dimana kami bermain, konsumennya relatif kebal terhadap kenaikan harga, jadi kesempatan masih terbuka," tutup Al.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.