Teknologi ini berhasil dikuasai JLR dan diterapkan di pabrik Solihull, Inggris. Kini, berbagai ahli rancang bangun dari Audi, Mercedes-Benz, dan Ford hilir-mudik ke pusat produksi Land Rover ini. Lantas mengapa JLR begitu terbuka pada teknologi yang sudah dipatenkannya?
Produsen mobil asal Inggris ini berharap, merek lain bisa ikut mengembangkan teknologi ini sehingga kebutuhan akan konsumsi bahan baku semakin besar. Ujungnya, peralatan yang harus disiapkan juga kompetitif karena lebih murah.
Lebih murah
Dengan berbagi teknologi, JLR juga berharap setiap pabrikan akan punya standar yang sama, sehingga menggunakan bahan baku yang serupa, jadi lebih murah ongkos produksinya. Hal ini tidak akan terjadi, kecuali merek-merek besar ikut menggunakan teknologi yang sama.
"Mercedes-Benz sudah ke sini (empat) bulan lalu, dan kami akan berkunjung balik untuk melihat produksi S-Class mereka. Mereka mengaku sangat terkesan dengan teknologi ini dan mengaku harus menyiapkan banyak hal di masa depan," jelas Mark White, Kelapa Spesialis Teknik Aluminium JLR, seperti dilansir Autonews Europe (4/5/2014).
Sebelumnya Audi juga sudah menyempatkan datang ke pabrik hingga dua kali. "Kami juga tengah mengerjakan sesuatu dengan mereka. Saya akan melihat proses produksi A8 dan mendapat undangan terbuka untuk Q7," lanjut White.
Mark menambahkan, merek lain seperti Audi, Mercedes-Benz, Porsche, dan Ford juga sudah menggunakan alumunium untuk kendaraan mereka. Tapi, sistem manufaktur yang digunakan berbeda dengan yang dimiliki JLR. Hal ini meliputi perbedaan, kualitas aluminium, paku, lem, robot, dan sistem pengukuran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.