Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubai Siap Batasi Kepemilikan Mobil

Kompas.com - 17/02/2014, 10:50 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Dubai, KompasOTomotif - Pada 2013, Dubai dipadati 2,1 juta penduduk, melonjak dari 1,2 juta penduduk pada 2005, atau naik signifikan dari hanya 59.000 penduduk pada 1968. Hal ini dianggap dampak positif dari perkembangan ekonomi, namun mendorong batas terakhir kapasitas daya tampung jalan terhadap mobil.

Daya beli masyarakat yang tinggi dan harga mobil “rendah”membuat mayoritas masyarkat mudah memiliki mobil, namun tingginya tingkat kemacetan setiap hari tidak mampu dibendung. Puncaknya, Hussain Lootah, Direktur Jendral wilayah otonomi Dubai mengatakan, harus ada pembatasan kepemilikan mobil berdasarkan gaji bulanan dan jumlah anggota keluarga.

“Kota ini berkembang dengan pesat dan semua orang membeli mobil pribadi. Jika terus seperti ini maka harus ada banyak jalan atau jembatan di seluruh pelosok kota. Seharusnya ada penelitian bagaimana cara terbaik mengontrol hal ini. Sudah saatnya peraturan kepemilikan mobil diterapkan dan berlaku di level nasional,” paparnya kepada media Uni Emirat Arab, The National, saat mengumumkan agenda Car Free Day (CFD), di Dubai terlaksana pada 19 Februari 2014.

Solusi lain yang juga dilemparkan, meningkatkan biaya parkir, harga bahan bakar dan asuransi. Lootah menggambarkan, saat ini biaya 1 jam parkir di Berlin 30 kali lipat lebih mahal dibanding Dubai. Ia juga menginginkan masyarakat lebih memanfaatkan transportasi publik ketimbang mobil pribadi untuk beraktivitas harian.

Emisi
7.000 karyawan dari 61 perusahaan telah setuju meninggalkan kendaraan mereka menuju kantor saat CFD, prediksinya akan memangkas 20 ton emisi karbon ke udara. Tahun lalu, kegiatan serupa diikuti 5.000 karyawan dari 27 perusahaan, hasilnya menurunkan lebih dari 14 ton emisi di kota.

“Intinya bukan hanya mengghilangkan karbondioksida dalam satu hari, seperti pada CFD. Tapi juga mengingatkan dampak emisi karbon di semua sektor, termasuk kesehatan, tujuannya mengubah gaya hidup masyarakat agar lebih sehat,” tukas Lootah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com