Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendalami Bali di Pedalaman Bali

Kompas.com - 06/04/2011, 19:12 WIB

KOMPAS.com - Awal Desember 2010 adalah waktu yang tepat bagi saya untuk pergi mendalami Pulau Bali, dikarenakan belum masuknya peak season, namun sudah cukup ramai juga sih sebetulnya terutama turis mancanegara yang biasanya cukup lama tinggal di beberapa daerah di Bali. Jadi bisa dibilang cukup ramai, namun tidak terlalu bila dibandingkan dengan akhir bulan Desember sampai dengan awal bulan Januari.

Saya sebenarnya cukup sering liburan ke Bali. Dalam kurun waktu 1 tahun, pasti ada saja saya niatkan untuk kembali mereguk keindahan dan kedamaian di pulau tersebut. Saya pergi dengan teman saya. Kami cukup gandrung dengan traveling ala backpacker. Kami memutuskan untuk tinggal di Bali selama kurang lebih 8 hari, 7 malam, cukup lama memang, tapi tentu saja tidak disatu daerah di Bali saja kita habiskan waktu, salah satunya di Kabupaten Karangasem.

Kabupaten Karangasem berada di belahan timur Pulau Bali. Ternyata setelah saya browsing (sebelum saya memutuskan untuk menyambangi tempat ini) ada banyak sekali tempat – tempat pariwisata yang tidak kalah indahnya dari tempat pariwisata di daerah Kuta, Denpasar, Ubud. Namun bagi saya, setiap daerah pasti mempunyai ciri khas yang berbeda dari setiap daerah, begitupun Karangasem. Di kabupaten ini ada beberapa tempat yang saya akan ceritakan; Taman Soekada Ujung (Water Palace), Taman Tirtagangga, dan Desa Tenganan Pengrisingan.

Saya memutuskan untuk menyewa mobil untuk mencapai Karangasem, dikarenakan jarak yang cukup jauh dan memakan waktu kurang lebih 2 – 3 jam dari kota Denpasar. Saya menyewa Karimun Estillo, selain saya hanya pergi berdua dan juga mobil ini sangat irit bahan bakar. Jadi menurut saya inilah mobil yang pas untuk menemani kami mendalami Karangasem.

Saya berangkat dari Kota Denpasar pukul 11,00 WITA dan tiba di Kabubaten Karangasem kira-kira pukul 3 siang WITA, sebelumnya saya makan siang di Pantai Sanur, karena Pantai Sanur salah satu rute yang searah menuju Kabupaten Karangasem. Kami makan di Warung makan Mak Beng, konon warung ini sangat terkenal akan kelezatan sop ikan laut dan ikan gorengnya.

Begitupun yang pernah makan di warung inipun banyak orang-orang terkenalnya lho. Terlihat dari foto – foto yang dipajang oleh pemilik warung. Setiap pergi ke Bali, rasanya tidak sah kalau tidak mampir ke Warung Makan Mak Beng. Letaknya di pintu masuk Pantai Sanur, tanya saja tukang parkir, mereka pasti tahu. Lalu setelah perut penuh terisi ikan laut, perjalanan lanjut dengan rute yang lumayan jauh namun rute yang dilalui cukup mudah, apalagi pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan sangat indah.

Pura Goa Lawah Setibanya kami di Karangasem, kami memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu, supaya kami bisa bertanya dengan orang lokal sekitar tentang rute – rute yang akan saya lalui untuk menuju tempat – tempat pariwisata esok hari. Namun sebelumnya, saya sempat berhenti di sebuah pura yang terletak di desa Pesinggahan, kecamatan Dawan, Klungkung. Pura Goa Lawah atau Pura Goa Kelelawar merupakan Pura untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Laut.

Saya tertarik untuk mengabadikan beberapa moment dari kegiatan di goa tersebut. Dan benar saja, didalam komplek pura tersebut banyak orang sedang bersembahyang maupun yang sedang menyiapkan sesajen untuk sembahyang. Ada juga lho turis mancanegara yang ikut bersembahyang. Sebelumnya ketika dipintu masuk, kami di haruskan memakai kain, dan untuk wanita yang sedang haid atau datang bulan tidak diperbolehkan memasuki area pura untuk menjaga kesucian tempat ibadah. Untuk biaya masuk per orang dikenakan Rp 6,000.

Umat Hindu di Bali umumnya melakukan Upacara Nyegara Gunung sebagai penutup upacara Atma Wedana atau disebut juga Nyekah, Memukur atau Maligia. Upacara ini berfungsi sebagai pemakluman secara ritual sakral bahwa atman keluarga yang diupacarai itu telah mencapai Dewa Pitara. Upacara Nyegara Gunung itu umumnya di lakukan di Pura Goa Lawah dan Pura Besakih salah satunya ke Pura Goa Raja.

Setelah puas mendapat sedikit cerita mengenai sejarah Goa Lawah dan tentu saja gambar – gambar menarik yang saya sudah abadikan dalam kamera digital saya, maka kami melanjutkan perjalanan menuju penginapan didaerah Candi Dasa. Penginapan kami cukup sederhana namun sangat asri dan tentu saja bersih, dengan harga Rp 125,000 per malam, kami menginap 2 hari 1 malam.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com