Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, di Amerika Nyetir Sambil Berponsel Lumayan Tinggi

Kompas.com - 07/03/2011, 16:00 WIB

BLOOMINGTON, KOMPAS.com - Kecelakaan saat mengemudi mobil - baik tunggal atau dengan kendaraan lain - dipicu dua hal. Pertama, karena kondisi mobil yang tidak laik jalan. Kedua, kelalaian atau kecerobohan pengemudi.

Untuk faktor terakhir, bisa karena mengantuk atau konsentrasi terganggu akibat melakukan aktivitas lain seperti di antaranya mendengarkan audio atau menyetel radio. Atau - ini yang lagi marak -  saat di belakang kemudi asyik bertelepon-ria atau sms-an menggunakan telepon seluler.

Perilaku seperti itu, selain beresikon tinggi terjadi kecelakaan, juga menjadi penyebab kemacetan. Makannya, di Jakarta saja, Kepolisian Republik Indonesia tak segan-segan menilang pengendara mobil yang asyik menggunakan ponsel saat mengemudi. Dendanya pun tak ringan, kurungan penjara 3 bulan atau denda maksimal Rp750.000-menurut Undang-Undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan.

Ternyata, perilaku  mengemudi sampai bertelepon tak cuma di Indonesia, tapi juga di Amerika. State Farm, sebuah lembaga asuransi di Amerika Serikat telah melakukan survei seberapa banyak menggunakan ponsel pintar (smartphone) untuk internet, bertukar pesan melalui blackberry messenger (BBM) atau sekedar update status di Facebook atau Twitter sambil nyetir.

Dari 912 responden (pengemudi) yang masih punya SIM aktif, memiliki smartphone dan rata-rata mengendarai mobil minimal satu jam per pekan, 19 persen mengaku berinteraksi dengan ponsel kala menyetir. Terutama di saat kondisi lalu lintas mengalami kemacetan atau di lampu rambu (traffic light). Aktivitas yang dilakukan, entah itu mencari alamat jalan melalui GPS (global positioning system), membaca e-mail, browsing, situs jaringan sosial (Facebook, Twitter,dll) dan mengirim email.

Penelitian State Farm mengatakan, sekitar 40 persen penduduk AS memiliki smartphone. "Kami sangat tertarik mempelajari kecenderungan pengemudi menggunakan ponsel saat dibalik kemudi. Kami berupaya mencegah terjadinya kecelakaan dan menyelamatkan banyak jiwa. Penelitian ini membuat kita mengerti gangguan apa saja yang terjadi di jalan," komentar Cindy Garretson, Director of Auto Technology Research State Farm, seperti dilansir insurancenetworking.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com