Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaikindo: Mengapa Mobil Buatan 2005?

Kompas.com - 16/09/2010, 16:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana kebijakan pembatasan konsumsi bahan bakar bersubsidi premium di Jabodetabek ternyata memusingkan Gaikindo, seperti yang dikemukakan Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum Gaikindo, kepada Kompas.com hari ini.

"Poin utama yang perlu diperhatikan pemerintah adalah penerapan di lapangan. Selain itu, juga perlu sosialisasi yang efektif agar kebijakan tepat sasaran," jelasnya.

Ditambahkan, semua terserah konsumen mau pilih premium atau pertamax. "Pemerintah harus bisa mencari cara agar tidak terjadi penyelewengan di lapangan dan dipantau setiap saat," komentar Sudirman.

Ia juga mempertanyakan dasar penentuan pembatasan premium yang diberlakukan untuk mobil produksi tahun 2005 ke atas. Pasalnya, tak semua konsumen mobil, khususnya yang harganya murah, bukan berasal dari golongan ekonomi mapan.

"Mereka itu kan beli mobil juga kredit dan digunakan untuk kegiatan produktif. Jadi, mengapa 2005 ke atas yang ditetapkan. Ini yang harus dijelaskan lebih rinci," kata Sudirman.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, dalam situs jejaring sosial, menyatakan, merujuk studi akademis Universitas Indonesia, pemilik kendaraan pribadi tahun produksi 2005 ke atas tergolong masyarakat yang mampu membeli BBM nonsubsidi. Karena itu, golongan tersebut tidak perlu lagi disubsidi.

Dasar tersebutlah yang digunakan untuk menentukan kebijakan pembatasan premium di Jabodetabek. "Pada dasarnya kebijakan ini baik. Hanya, saya belum mengerti, bagaimana caranya petugas pom bensin tahu sebuah mobil diproduksi setelah 2005?" imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com