Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Safety Riding" Masuk Kurikulum Sekolah

Kompas.com - 23/04/2010, 19:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jumlah sepeda motor yang semakin menyemut menyebabkan tingkat kecelakaan juga naik. Di samping itu, mayoritas penggunanya adalah usia muda yang sangat produktif. Tidak hanya itu, kini para siswa mulai dari sekolah menengah tingkat pertama sampai atas—generasi penerus—menggunakan sepeda motor buat ke sekolah dan sebaliknya. Sepeda motor telah dijadikan transportasi oleh semua lapisan masyarakat. Pasalnya, angkutan sekolah dan umum sudah tidak ada lagi.

Bukti pengendara sepeda motor sebagai penyebab kecelakaan terbesar bisa dilihat dari data seperti yang dijelaskan oleh Kepala Subdit Pendidikan Masyarakat Ditlantas Mabes Polri Kartono, kemarin di Jakarta. Menurut Kartono, saat Operasi Ketupat pada 2009 yang dilaksanakan dua pekan di Lampung dan Bandung, terjadi 1.500 kecelakaan. Dari jumlah tersebut, 720 orang meninggal dunia, 60 persen adalah pengendara sepeda motor.

Bertolak dari kondisi tersebut, Kepolisian Republik Indonesia sedang menggodok bahan pengajaran tentang safety riding atau mengendarai motor dengan aman. Menurut Kartono, materi itu akan diserahkan ke Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Juni ini.

"Saat ini bahan pengajaran tersebut tengah digodok pokja (kelompok kerja) kepolisian dan Kemendiknas. Tahun ini, mudah-mudahan sudah bisa dimulai. Juni nanti akan diserahkan ke Kapolri," beber Kartono.

Dia juga menjelaskan, masalah kecelakaan di jalan seharusnya menjadi kepedulian seluruh masyarakat, bukan hanya pihak kepolisian dan produsen sepeda motor. Semua departemen terkait, misalnya Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum, serta semua elemen masyarakat juga peduli dengan masalah ini. “Karena itu, pembelajaran harus dimulai dari dini, masuk ke pelajaran sekolah,” tambah Kartono.

Karena menyangkut disiplin, pelajaran tentang safety riding masuk kurikulum pelajaran yang dimulai dari SD hingga SMA. “Bahkan dari TK sudah kita kenalkan aturan lalu lintas," ungkap Kartono.

Direktur Pemasaran AHM Julius Aslan mengomentari, ”Masalah keamanan berkendara adalah mengubah budaya. Itu bisa dilakukan, tapi membutuhkan waktu dua dekade.”

Karena mengubah budaya orang sekarang secara instan sulit, dia menyarankan agar hal itu diperkenalkan sejak dini. "Hasilnya baru terlihat 20 tahun mendatang," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com