Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evolusi Shock Absorber Motor yang Kian Keren

Kompas.com - 15/04/2009, 08:41 WIB

KOMPAS.com — Banyak model dan jenis shock absorber motor beredar di pasaran, mulai dari yang konvensional sampai pakai tabung berisi nitrogen. Bahkan, ketika menabrak lubang, peranti ini bukan sekadar meredam agar tubuh tidak terguncang, tapi juga sudah tidak terasa.

"Semua kembali pada kebutuhannya. Semakin up-date, harga juga bicara," jelas Benny Rachmawan, produk development Mitra2000. Seperti apa perkembangan peredam kejut belakang itu.

Model
Awalnya berupa per dan as yang berada di dalam tabung berisi oli, tidak punya setelan untuk meredam. Kemudian, sudah ada setelan, tapi menurut Benny, hanya pada per untuk mengatur tingkat kekerasannya.

Semakin ke sini, perkembangannya kian gencar. Dari menggeser dudukan per bawah menjadi berupa ring dengan ulir mengikuti tabung sok bawah sebagai setelan, hingga berubah lagi dengan model yang hampir sama, tapi setelannya di atas.

Di bagian bawah dudukan shock absorber, ada fitur yang bisa meninggikan. Kata Benny, teknologi seperti ini bisa memanjangkan shock absorber1-1,5 cm dan membuat belakang motor jadi menungging dan bobot motor pindah ke depan.

Evolusi kemudian mengarah ke shock absorber yang ada setelan rebound, di mana bisa memperlambat baliknya sok ke atas. Caranya dengan memutar ke kiri atau ke kanan untuk memperbesar atau memperkecil daya pantulannya.

Dari model setelan rebound, sok hadir lagi dengan memakai tabung sebagai penyempurna redaman atau baliknya sok. Di dalam tabung ada bladder yang membantu proses menekan atau baliknya shockbreaker.

Isi tabung berupa gas nitrogen yang punya sifat dasar tidak akan berubah tekanannya, meski terjadi perubahan temperatur. Adapun yang menggunakan udara biasa atau oli tentu akan berubah sehingga kemampuannya terbatas.

Dudukan dan bladder
Mulanya, dudukan shock absorber, menurut Benny, pakai metode sambung las. Kekuatannya pun terbatas. "Akhirnya, dudukan shock berkembang pakai bilet hingga CNC. Tentunya, pegangan shock kian kuat," tegas Benny.

Mengenai bladder, awalnya banyak produsen yang pakai piston part yang bekerja untuk pompa tekanan di tabung. Namun, piston punya kelemahan lantaran punya daya friksi berlebihan, membuat tabung mudah panas.

Dari sini, bladder berevolusi dengan memakai karet atau balon. Demikian kata Benny. Dengan bahan itu, friksi pun berkurang dan performa bisa diandalkan untuk waktu lama. Nah, dengan bahan bladder yang semakin elastis, tingkat presisinya semakin tinggi. Makanya, model ini banyak dipakai di dunia balap. (Eka)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com