Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suzuki Satria Masa Depan

Kompas.com - 29/08/2008, 16:13 WIB

BARANGKALI Anda agak bingung melihat modifikasi motor ini. Apa aliran  yang dianut? Jika dilirik dari depan berjarak lima meter, identitas motor itu Enggak jelas. Tinggal mesin yang bisa mencirikan merek dan jenis motor, itupun jika dilihat dari dekat.

Supaya enggak penasaran, basis motor itu adalah Suzuki Satria R120 2002 milik Amos Leonardo Saragih dari rumah modifikasi Amos Leonardo Design Yogyakarta. Ia memberi tema karyanya itu motor futuristik atau masa depan.

"Aku sengaja menyuguhkan konsep berbeda. Kemudinya menggunakan sistem kerja gear yang bergerak dengan didorong maju mundur, kemudian diteruskan kabel kopling mobil sebagai penggerak roda depan," kata Amos.

Jika hendak membelok ke kiri, setang kanan diturunkan, maka gir kecil yang dipasang pada pangkal setang akan berputar dan mendorong gir besar. Karena mendapat dorongan, gir besar berputar berlawanan arah dengan gir pendorong (setang kiri). Secara spontan akan memberikan dorongan balik pada gir kecil di pangkal setang kanan.

Konsep ini, menurut Amos, akan disempurnakan lantaran masih banyak kekurangan. Bahan setang dinilai kurang besar dan kurang lebar. Perputaran gir di bagian ini juga kurang empuk. "Awalnya dibikin setang model tunggangan Batman. Karena waktunya mepet (mau ikut kontes modif Suzuki), jadinya ya kayak gini," katanya.

Selain bodi, kerangka juga mengalami perubahan dengan menggunakan pipa berdiameter 1 inci, termasuk kaki-kaki depan maupun belakang. Sementara sistem lengan ayun mengaplikasi model tunggal dan belakang ala ori-arm. Baik bentuk dan desainnya merupakan karya sendiri. Hanya, bentuk tangki dan bodi yang besar serta tebal tidak serasi dengan model suspensi depan.

Sesuai pengakuan Amos, Suzuki Satrianya masih belum sempurna dan akan dikembangkan lagi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com