Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPG Pengganti Pertamax dan Pertamax Plus

Kompas.com - 06/06/2008, 06:58 WIB

 

 

JAKARTA, JUMAT - Bagi pemilik mobil yang bahan bakarnya wajib diisi dengan Pertamax atau Pertamax plus, Seperti di antaranya BMW, Mercy, Toyota (Crown, Camry, Alphard),  Audi dan banyak lagi (terutama keluaran terakhir), cukup menguras kantong. Apalagi mobilitas tinggi, trus kapasitas mesin besar dengan konsumsi BBM antara 6 km/L atau 7 km/L, bisa dibayangkan borosnya.

 

Katakanlah, setiap hari menempuh paling sedikit 100 km. Berarti saban hari membuang duit Rp. 140 ribu (Pertamax) atau Rp.150 ribu (Pertamax Plus). Jika dikalikan seminggu hari kerja (5 hari), pemilik mobil mengeluarkan uang rata-rata sekitar Rp 500 ribu.

Bahan Gas Tapi Cairan
Mau menekan anggaran, ada bahan bakar alternatif, yakni V-Gas (Vehicle-gas). Wah, bisa meledak seperti yang pernah terjadi pada taksi-taksi. "Ini bukan CNG (Compression Natural Gas) yang kebanyakan dipakai sekarang, tapi LPG (Liquified Petroleum Gas) berupa cairan," jelas Novi Feryanto, kepala bengkel Tunas Toyota Bintaro.

Oktannya, tambah Novi malah di atas Pertamax Plus. Namun harganya, jauh lebih murah dari Pertamax Plus dan masih di bawah premium, yakni Rp.5000.

Untuk memakai bahan bakar V-Gas harus menggunakan seperangkat komponen, namanya  BRC Gas Equitment yang didatangkan dari Italia. Alatnya berupa tangki seberat sekitar 25 kg (jauh lebih ringan dari tabung CNG). Kapasitas tangki ada tiga pilihan, mulai dari 45 liter, 55 liter dan 60 liter.

Pada tangki terdapat Integrated Sender Gauge (ISG) berupa 4 sensor. Tugas masing-masing sensor, yakni  pengukur kapasitas LPG di tangki, sebagai katup selenoid, sebagai katup manual dan terakhir katub pengaman berdasarkan tekanan. "Jadi, kalau tekanan melebihi maksimum kapasitas valve, gas otomatis dibocorkan," papar Novi.

Komponen lainnya berupa ECU yang masih kosong dan diisi dengan software. Perannya menjadi manajemen gas injeksi, menerima input dari ECU mesin, tapi tidak mengcover sensor-sensor standar mesin.

Kemudian ada Genius Reducer Sequent (GRS).  Alat ini menurunkan tekanan  dan menaikkan suhu gas, sehingga lebih mudah terbakar. Peran lainnya, menentukan jumlah volume gas yang tersuplai ke injektor. Alat ini bisa disebut kerannya.

Tapi sebelum gas menuju ke GSR terlebih dulu terfilter oleh Electronic Sequent (ES). Selain itu, GRS juga menjadi katup pengaman bila terjadi kebocoran di sistem, dengan cepat saluran gas dari tangki ke mesin ditutup.

Lalu, ada MAP (Manifold Atmosphere Pressure) Sensor yang memberi input ke ECU mengenai kondisi tekanan gas pada Rail Injector (alat sebagai injektor gas dan delivery pipe).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com