Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Bikin SPKLU Kerja Sama dengan PLN

Kompas.com - 22/05/2023, 11:42 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus mendorong percepatan tren kendaraan listrik termasuk sepeda motor listrik, mulai insentif pembelian motor listrik baru hingga pembangunan infrastruktur.

Salah satu yang terus dibangun ialah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

Baca juga: MG Indonesia Raih Penghargaan dan Bikin Rekor di PEVS 2023

Wilfrid Sahat P. Siregar, Senior Officer Direktorat Retail dan Niaga PLN, mengatakan, khusus untuk mempercepat tersebarnya SPKLU, PLN mengajak pihak swasta ikut berinvestasi membuat SPKLU.

PT PLN memastikan SPKLU di sepanjang jalur utama mudik 2023 siap melayani kebutuhan pengisian baterai atau charging cepat pengguna mobil listrik.ANTARA FOTO/Nova Wahyudi PT PLN memastikan SPKLU di sepanjang jalur utama mudik 2023 siap melayani kebutuhan pengisian baterai atau charging cepat pengguna mobil listrik.

Wilfrid mengatakan, ada tiga skema yang ditawarkan, tetapi semuanya sama yaitu dengan sistem kerja sama.

"Tergantung ada tiga tipe, Anda punya lahannya PLN yang beli (kasih) semua, kemudian (punya) lahan dan punya mesin juga bisa, nanti aplikasinya didonlotkan ke situ, atau (punya) semuanya jadi PLN hanya menjual listriknya untuk SPKLU," ujar Wilfird di JIExpo, Kemayoran pekan lalu.

Wilfrid mengatakan, untuk modal bervariasi, tetapi untuk mesin SPKLU paling murah yaitu slow charging mulai dari Rp 50 jutaan. Adapun yang paling mahal yaitu ultra fast charging bisa mencapai Rp 1 miliar.

"Modalnya nanti ada perubahan karena kemarin itu shelternya (mahal), kalau ke depan kita mengubah tidak memakai shelter seperti memakai stand alone bisa lebih murah dikatakan Rp 200 jutaan," kata Wilfrid.

Baca juga: Pasar Turun 34 Persen, Avanza Masih Pimpin Segmen LMPV April 2023

Selain SPKLU dan SPBKLU, PLN juga mengoperasikan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang tidak hanya bisa digunakan oleh masyarakat yang memiliki usaha kecil tetapi juga para pengendara motor listrik dengan tipe mounted charging. Dok. PLN Selain SPKLU dan SPBKLU, PLN juga mengoperasikan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang tidak hanya bisa digunakan oleh masyarakat yang memiliki usaha kecil tetapi juga para pengendara motor listrik dengan tipe mounted charging.

"Tergantung kapasitas yang mau kita pasang misal slow charging atau medium charging atau ultra fast charging itu yang paling mahal itu bisa Rp 1 miliar mesinnya, jadi tergantung konsumen," kata dia.

"(Harga) Rp 200 juta yang medium, mesinnya (berdaya) 25 Kw ke atas, ini slow charing lebih murah bisa Rp 50 juta-Rp 60 juta kurang lebih nanti bisa ada skemanya," kata Wilfrid.

Wilfrid mengatakan, PLN berkomitmen untuk terus menambah jumlah SPKLU di Tanah Air. Sebab, hambatan terbesar peralihan kendaraan konvensional ke listrik saat ini ialah keraguan masyarakat terhadap jarak tempuh dan durasi waktu pengisian baterai.

"Komitmen kami dan kami telah membangun 161 SPKLU di seluruh Indonesia. Terakhir kami support untuk KTT Asean Summit, di Labuan Bajo, kami bangun 108 SPKLU yang ada di sana mulai dari slow charging sampai ultra fast charging," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com