Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Sama Pengembangan Baterai ASEAN Resmi Diteken

Kompas.com - 10/05/2023, 07:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Enam asosiasi tekemuka dari lima negara berbeda di wilayah ASEAN, resmi menjalin kerja sama di bidang pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), Selasa (9/5/2023).

Kolaborasi tersebut ditandatangani dalam acara ASEAN Battery and Electric Vehicle Technology Conference (ABEVTC) di Nusa Dua, Bali. Dengan hal ini, maka terbuka peluang kolaborasi penelitian dan pengembangan baterai.

Adapun keenam asosiasi terkait ialah Singapore Battery Consortium (SBC), Thailand Energy Storage Technology Association (TESTA), Nano Malaysia Berhad, dan Electric Vehicle Association of the Philippines (EVAP).

Baca juga: Pabrik Chery di Indonesia Ditargetkan Siap Beroperasi 2025

Logam tanah jarang adalah komoditas strategis dunia, rare earth sangat dibutuhkan untuk baterai listrik.Dok. Gotion Logam tanah jarang adalah komoditas strategis dunia, rare earth sangat dibutuhkan untuk baterai listrik.

Dua sisanya, berasal dari Indonesia yaitu National Center for Sustainable Transportation Technology (NCSTT) Indonesia dan National Battery Research Institute (NBRI).

“Nota kesepakatan ini untuk melakukan riset bersama mengenai teknologi baterai EV di Indonesia, kita berharap dapat bekerja sama dengan peneliti lain di kawasan ASEAN, mendukung industri baterai yang ada di negara masing-masing,” ujar Direktur NCSTT Leonardo Gunawan, dilansir Antara, Selasa (9/5/2023).

Ia menyebut, nota kesepakatan itu bertujuan membuka peluang kolaborasi penelitian dan pengembangan di bidang teknologi baterai dan promosikan ekosistemnya di wilayah ASEAN guna menuju sistem transportasi yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Baca juga: Anies Kritik Soal Subsidi Kendaraan Listrik, Ini Kata Menperin

Proses perakitan baterai pada mobil terbaru Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid di pabrik TMMIN, Karawang, Jawa Barat.Toyota/TMMIN Proses perakitan baterai pada mobil terbaru Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid di pabrik TMMIN, Karawang, Jawa Barat.

Selain itu, Leonardo mengatakan kolaborasi ini bertujuan untuk memajukan teknologi baterai termasuk dalam hal keselamatan dan standarisasi.

“Dengan ini kami berharap bisa membuat standar yang sama di kawasan ASEAN sehingga baterainya dapat dipertukarkan, bisa dipakai untuk kendaraan-kendaraan yang serupa," ucap dia.

"Sehingga tiap industri otomotif EV tidak membuat baterai versi sendiri-sendiri, nah ini kalau bisa diseragamkan akan lebih terintegrasi,” jelas Leonardo.

Lebih lanjut, ia menyebut hingga saat ini, belum ada standarisasi yang menyeragamkan baterai pada kendaraan listrik di kawasan ASEAN, bahkan global. Menurutnya, ini dapat berdampak pada tingkat kepercayaan calon konsumen kendaraan listrik.

Baca juga: Peserta KTT ASEAN Mulai Datang, Kepala Negara Tetangga Pakai BMW iX

“Mestinya memang global mengarah pada standar baterai EV yang seragam, industri pasti butuh standarisasi sehingga konsumen akan tenang membeli produknya karena ada jaminan bahwa komponen yang dibutuhkan pasti bisa didukung oleh supplier lain,” kata Leonardo.

Pada kesempatan yang sama, Manajer Kemitraan NCSTT, Bentang Arief Budiman mengatakan, kolaborasi berbagai negara ASEAN ini juga bertujuan untuk lebih mematangkan teknologi baterai EV.

“Baterai EV itu teknologinya belum selesai, belum matang, karena densitas energi yang masih rendah, kita sedang berlomba-lomba bagaimana agar densitas energinya tinggi, minimal setara dengan mesin pembakaran internal dan kalau bisa pengisian dayanya juga cepat tidak berjam-jam,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com