Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Deras Saat Arus Balik Lebaran, Waspada Bahaya Aquaplaning

Kompas.com - 29/04/2023, 07:22 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bertepatan dengan situasi arus balik lebaran, hujan deras kembali mengguyur banyak wilayah di Indonesia pada penghujung April 2023. Supaya perjalanan arus balik tetap lancar, pemudik harus mewaspadai aquaplaning.

Aquaplaning atau juga dikenal dengan hydroplaning merupakan situasi berbahaya dan sangat mungkin terjadi di jalanan rata yang memiliki genangan air. Situasi ini umumnya dijumpai di jalan tol ketika hujan lebat.

Situasi itu terjadi saat mobil dengan kecepatan tinggi menerabas jalan yang dipenuhi genangan air. Penjelasannya terjadi lapisan selaput air antara ban dan aspal, sehingga ban tidak bisa menapak sempurna. Alhasil, kemudi mobil tidak bisa dikendalikan, mobil bergerak liar mengikuti arah gravitasi, memicu potensi besar kecelakaan fatal.

Zulpata Zainal, On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal mengatakan, mobil yang terkena aquaplaning sensasinya seperti menyetir di atas jalan penuh minyak. Sangat licin dan sangat tidak bisa diprediksi.

Baca juga: Catat, Penerapan Ganjil Genap Puncak dan Sanksinya kalau Melanggar

Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Semarang-Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (26/4/2023). Arus balik pada H+4 Lebaran dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta terpantau ramai lancar dengan pemberlakuan satu arah hingga pukul 24.00.Antara Foto/Harviyan Perdana Putra Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Semarang-Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (26/4/2023). Arus balik pada H+4 Lebaran dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta terpantau ramai lancar dengan pemberlakuan satu arah hingga pukul 24.00.

“Itu terjadi karena muncul lapisan tipis air di antara permukaan ban dengan jalan, dan lapisan itu mencegah terjadinya grip (cengkeraman) yang sempurna. Kalau mobil kecepatannya sudah tinggi, pasti hilang kendali,” ucapnya kepada Kompas.com, belum lama ini.

Dia mengatakan, aquaplaning bisa terjadi di jalanan manapun, baik itu jalan tol maupun jalan biasa. Luas genangan dan intensitas hujan yang terjadi adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya aquaplaning.

“Kalau cuma jalanan basah, aquaplaning enggak akan terjadi. Jalanan harus betul-betul tergenang, biasanya ketika hujan lebat,” ucapnya.

Untuk mencegah terjadinya aquaplaning, Zulpata membagikan beberapa tips dan anjuran bagi para pengemudi. Tips dan anjuran ini bersifat fisik dan praktik.

Baca juga: Diduga Motor Listrik Honda Sedang Dites, Ini Jawaban AHM

Aquaplaning NTMC Aquaplaning

Utamanya, pemudik disarankan untuk memastikan kondisi ban mobil sebelum berangkat. Pastikan kembangan ban belum botak dan belum menyentuh batas Tread Wear Indicator (TWI).

“Kami (Gajah Tunggal) pernah melakukan riset soal kaitan kebotakan ban dengan aquaplaning. Hasilnya, ban yang botak jauh lebih rentan terkena aquaplaning, sedangkan ban yang kembangannya masih sempurna terbilang aman,” ucap dia.

Anjuran kedua adalah memperhatikan kecepatan. Zulpata menyarankan pemudik untuk menurunkan kecepatan saat hujan deras.

“Aquaplaning itu enggak akan terjadi kalau enggak ada genangan air dan enggak ada kecepatan tinggi. Oleh karenanya, ketika hujan atau jalan banyak genangan, sebaiknya mobil jangan terlalu di geber. Pakai kecepatan sedang saja,” ucapnya.

Supaya perjalanan jauh lebih aman lagi, sebaiknya pemudik menepi di rest area terdekat dan menunggu hujan berlalu sembari beristirahat sejenak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com