Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Diimbau Jangan Mudik Pakai Travel Gelap

Kompas.com - 03/04/2023, 11:22 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak cara dan pilihan transportasi untuk mudik ke kampung halaman. Masyarakat bisa memilih mau menggunakan mobil, bus, travel, kereta, pesawat dan sejenisnya.

Jika memilih menggunakan travel, maka persiapan yang perlu dilakukan menjadi lebih sedikit karena hanya perlu mempersiapkan diri dan barang bawaan.

Berbeda dengan menggunakan mobil dengan dikemudikan sendiri, maka Anda juga wajib mempersiapkan mobil yang akan digunakan.

Baca juga: Travel Gelap Berkeliaran, Dishub Semarang Bakal Tindak Tegas

Kondisi mobil travel yang terlibat kecelakaan usai menabrak truk pengangkut sawit dan menyebabkan tiga orang penumpang tewas di tempat.Dok. Polres OKU Kondisi mobil travel yang terlibat kecelakaan usai menabrak truk pengangkut sawit dan menyebabkan tiga orang penumpang tewas di tempat.

 

Hanya saja, untuk memilih travel yang akan digunakan, Anda perlu memperhatikan agen travel yang bersangkutan. Pastikan memiliki reputasi yang baik, dan yang paling penting jangan memilih travel gelap.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan sebelum mudik menggunakan travel, penting memastikan asal-usulnya, terdaftar atau tidak.

Travel gelap itu ada dua tipe, travel yang tidak terdaftar secara resmi tapi kita kenal dengan orang penyedia travel tersebut, misal beberapa orang menyewa mobil untuk mudik ke kampung halaman, itu tidak masalah, ini termasuk aman,” ucap Sony kepada Kompas.com, Minggu (2/4/2023).

Baca juga: Sopir Travel Gelap Akui Permintaan Naik Saat Mudik Lebaran

Bus Baru SPS TravelInstagram @laksanabus Bus Baru SPS Travel

 

Dia mengatakan meski status travel tersebut tidak terdaftar, masih masuk kategori aman karena asal usulnya jelas.

“Dengan menyewa secara kolektif ini juga bisa mengurangi tindak kriminal di dalam travel, berbeda dengan travel gelap yang kita benar-benar tidak tahu asal-usulnya, misal dapat dari situs online atau entah siapa,” ucap Sony.

Travel gelap yang kedua ini, sebaiknya dihindari, karena menurut Sony sangat berisiko memasrahkan perjalanan mudik ke orang atau pihak asing yang tidak dikenali, dan tidak terdaftar secara resmi.

Baca juga: Marak Travel Tak Berizin di Kota Semarang, Kadishub: Kita Anggap Itu Travel Gelap

Travel tujuan antar kota Dok. Travel tujuan antar kota

“Travel gelap yang satu ini akan sangat rawan terjadi penurunan penumpang di sembarang tempat, dan kejadian kriminal lainnya, apalagi penumpang dalam satu travel juga berasal dari banyak pihak, semua orang asing, jadi sebaiknya dihindari,” ucap Sony.

Namun, Sony mengingatkan juga kepada masyarakat yang ingin menggunakan travel terkait keselamatan saat berkendara.

“Sebagian besar travel tidak berlomba dalam memberikan pelayanan, tapi berlomba kejar target, jadi tidak aneh jika di jalan suka ngebut dan arogan, jadi ini perlu diwaspadai bagi semua saja,” ucap Sony.

Baca juga: Kemenhub Ungkap Penyebab Travel Gelap Diminati Masyarakat meski Tarifnya Mahal

Travel tujuan antar kota Dok. Travel tujuan antar kota

Menurut Sony, baik travel gelap atau resmi jika cara operatornya masih seperti itu, maka tidak direkomendasikan untuk digunakan karena itu membahayakan.

“Bedanya travel gelap dan resmi, misal terjadi kecelakaan evakuasinya saja yang lebih cepat yang resmi, tapi demi keselamatan kan tidak harus menunggu terjadi kecelakaan?” ucap Sony.

Sehingga, penting sekali menentukan travel yang akan digunakan, pilih travel yang terdaftar secara resmi dan memiliki reputasi yang baik dalam memberikan pelayanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com