Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemula Jangan Belajar Mengemudi Didampingi Kerabat atau Orangtua

Kompas.com - 01/04/2023, 12:42 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belajar mengemudikan mobil membutuhkan kesabaran, persiapan mental, dan penguasaan teknik berkendara. Saat belajar, banyak pengemudi pemula yang memilih belajar didampingi orang-orang terdekat, seperti kerabat dan orangtua. 

Pada proses belajar, justru hasilnya tidak memuaskan. Banyak pengemudi pemula yang merasa tidak nyaman dan materi yang diajarkan terkesan sulit dipahami. 

Contoh seperti itu, mudah ditemukan di sejumlah unggahan media sosial. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Fuji Meilia Lestari (@fujimeilia)

Founder & Training Director Jakarta Defensive (JDDC) Driving and Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, ada semacam kekhawatiran berlebih, dan pendekatan psikologis yang tidak dimiliki oleh pengajar. 

Pada umumnya, pengajar tidak memberikan materi teori dan praktik yang sesuai dengan beban psikologis dan kemampuan adaptasi dari pengemudi pemula. 

"Itu istilahnya 'over delivery', materi yang diajarkan terkesan sulit dipahami pemula. Padahal, pengajar harus menyampaikan, dengan memahami kondisi psikologis si pemula itu. Jangan ikut terbawa emosi, yang membuat depresi," kata Jusri kepada Kompas.com, Sabtu (1/4/2023). 

Baca juga: Bahaya, Jangan Belajar Mengemudi Langsung di Jalan Raya

Namun demikian, Jusri membagikan tips untuk pendekatan belajar mengemudi agar murid nyaman saat belajar. 

Toyota Avanza VelozDok. Gaya Berkendara Toyota Avanza Veloz

Pertama, harus memahami kondisi psikologis pengemudi pemula. Pengajar juga sebaiknya menempatkan dirinya seperti instruktur mengemudi profesional. 

Penting sekali, dalam menyampaikan materi, pengajar memberikan instruksi seperlunya dan tidak terlalu berlebihan.

"Kemudian, materi mengemudi harus benar-benar dibuat mudah dipahami. Paling penting adalah membuat pengemudi pemula nyaman selama belajar. Jangan berkomentar buruk, marah, dan mengkritik pemula yang sedang belajar. Alangkah baiknya menilai progres yang dilalui secara positif dan ceria," kata Jusri. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com