Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Gesits, ITS Bikin Motor Listrik Lagi?

Kompas.com - 08/03/2023, 13:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tidak diragukan lagi menjadi suksesor atas merek sepeda motor listrik Gesits, sebelum pada akhirnya diambil oleh industri melalui PT Wika Industri Manufaktur dan Konstruksi.

Kendaraan hasil kerja sama dengan Garansindo Group yang diluncurkan pada 2016 ini, tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan respons positif dari pasar dan dukungan pemerintah. Sekarang, Gesits jadi salah satu merek yang bakal dapat insentif.

Menyusul kesuksesannya, lantas apakah ITS akan mengembangkan kendaraan listrik lain?

Baca juga: Insentif Kendaraan Listrik Kontraproduktif dan Rawan Kecurangan

Motor listrik Gesits Raya-G dipamerkan di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2023). Gesits Raya-G mengusung setang kemudi terbuka dengan panel instrumen terpisah.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Motor listrik Gesits Raya-G dipamerkan di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2023). Gesits Raya-G mengusung setang kemudi terbuka dengan panel instrumen terpisah.

Menjawab hal tersebut, Ketua IKA ITS Jakarta Raya Wiluyo Kusdwiharto menyatakan bahwa pihaknya memang sudah banyak melakukan riset beberapa waktu belakangan. Riset ini tidak terbatas modanya, mulai dari mobil listrik, bus listrik, sampai motor.

"Bahkan, 10 unit bus dipakai G20, ada juga motor trail listrik 30 unit yang dikirim ke pegunungan, dan ini kita kembangkan tersebut," jelas Wiluyo, saat ditemui di acara IKA ITS, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2023).

Ia mengungkap, di ITS memang ada sentra riset untuk energi terbarukan. Tetapi untuk kendaraan ramah lingkungan lain bisa menembus industri manufaktur, butuh waktu.

Tetapi ia yakin dengan torehan positif Gesits yang menjadi pilot project sentra riset di ITS tersebut, harusnya tidak begitu sulit.

Baca juga: Upaya United E-Motor Genjot TKDN demi Insentif

Gesits, menjadi motor operasional petugas  pengumpul data perindustrian dan survei kebutuhan pokok di Aceh. Foto: Gesits Gesits, menjadi motor operasional petugas pengumpul data perindustrian dan survei kebutuhan pokok di Aceh.

"Sekarang memang masih melakukan riset terus, karena berkaitan dengan regulasi. Ada aturan yang memang harus dipenuhi dulu," kata dia.

Sementara itu, terkait potensi Indonesia bisa produksi sendiri baterai untuk kendaraan listrik, Wiluyo mengai memang sangat terbuka lebar. Pasalnya Indonesia merupakan salah satu penghasil nikel terbesar di dunia.

"Potensi Indonesia sangat besar sekali. Kita adalah produksi nikel terbesar kedua di dunia, sebagai bahan baku baterai ke depan akan dibutuhkan banyak orang. Dalam hal ini, Indonesia bisa menjadi pelopor dalam kendaraan listrik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com