Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Depan Bus Listrik di Indonesia Masih Sulit

Kompas.com - 02/02/2023, 17:41 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bus turut menjadi salah satu kendaraan yang ikut merambah ekosistem kendaraan listrik.

Sejak setahun belakangan, beberapa karoseri di Indonesia telah merakit sejumlah unit bus listrik. Hanya saja, saat ini populas bus listrik masih belum marak di tanah air.

Managing Director Karoseri Delimajaya Group Winston Wiyanta mengatakan jika untuk prospek dari bus listrik di Indonesia sangatlah banyak peluang. Apalagi, jika dari sisi bisnis, Transjakarta sudah menjadi konsumen utama.

Baca juga: Kemenhub Ajak Kementerian Lain Berantas ODOL

“Kalau prospek bus listrik sudah pasti pelanggannya saat ini hanya satu yaitu Transjakarta. Dan Transjakarta ini anggarannya sudah jelas untuk apa. Berarti APBD yang dimasukan kesana sudah jelas,” kata Winston kepada Kompas.com, Kamis (2/2/2023).

Winston menjelaskan, jika alur bisnis dari bus listrik di Indonesia biasanya tendernya adalah perusahaan otobus (PO).

Contohnya adalah PO DAMRI, Perum PPD, Panorama Mayasari atau Hiba yang akan membeli bus listrik dari Karoseri. Kemudian PO tersebut melakukan kontrak dengan Transjakarta untuk mengadakan layanan bus listrik.


“Nantinya para PO itu kalau tidak salah dibayar per kilometer oleh PT Transjakarta untuk mengoperasikan bus listrik. Jadinya saat ini pembelinya (bus listrik) sudah ada Transjakarta, karoseri sebagai penjual dan akan membeli dari karoseri operator bus,” kata Winston.

Untuk pasar dari bus listrik ini sangatlah terbuka lebar, apalagi banyak jalur-jalur di Jakarta yang perlu bus listrik untuk melayani beberapa koridor.

Baca juga: Ragam Akronim Jalan Tol di Indonesia, Banyak yang Salah Sebut Tol Cipali

Lewat unit operasionalnya, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), APRIL menambah empat bus listrik bertipe MD 12E Normal Floor (NF).APRIL Lewat unit operasionalnya, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), APRIL menambah empat bus listrik bertipe MD 12E Normal Floor (NF).

“Kebutuhan itu pasti ada. Apalagi ini bus listrik ini baru di Jakarta saja, di wilayah lain belum banyak. Kebutuhan pasti besar hanya saja realisasinya yang kita belum tahu,” kata Winston.

Kendati dari beberapa karoseri telah siap, menurut Winston program pemerintah, realisasi dan juga dana juga masih jadi faktor utama.

“Misalnya mau pengadaan tahun depan bus Transjakarta 500 unit, tapi anggarannya tidak turun. Yang jelas program setiap Kementerian atau BUMD pasti ada mau membuat bus listrik ini diperbanyak. Tapi balik lagi ketok palu dari Kementerian keuangan dan sebagainya belum tahu,” kata Wiston.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com