Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Dukung Indonesia Jadi Pemain Industri Mobil Listrik

Kompas.com - 11/12/2022, 17:02 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Indonesia saat ini tengah bersiap memasuki era industri kendaraan listrik dengan menyiapkan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

Hal tersebut sesuai dengan amanat Presiden Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle) untuk transportasi jalan.

Baca juga: Naik Motor Ala Superman Marak Terjadi di Malaysia, Hukumannya Berat

Anggota Komisi VII DPR RI Arkanata Akram mengatakan jika ekosistem kendaraan listrik merupakan salah satu upaya untuk mendukung percepatan transisi energi baru dan terbarukan di Indonesia. 

Hal itu juga selaras dengan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan yang tengah dibahas di Komisi VII DPR RI.

“Persiapan ekosistem kendaraan listrik ini juga merupakan salah satu langkah bahwa Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi emisi karbon atau bahkan bisa mencapai kondisi net zero emission di Indonesia," kata Arka dikutip dari laman dpr.go.id, Minggu (11/12/2022).

Saat ini PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) merupakan pabrik atau manufaktur kendaraan listrik pertama di Indonesia dengan rencana produksi 1.000 mobil listrik per tahun dengan nama Ioniq 5.

Arka menegaskan, Komisi VII DPR RI  sangat mendukung  langkah Indonesia untuk menjadi pemain dalam global supply chain di industri mobil listrik.

 

Pabrik HyundaiKompas.com/Donny Pabrik Hyundai

Arkan juga mengatakan jika Indonesia memiliki sumber daya mineral yang sangat besar untuk pengembangan industri mobil listrik.

Baca juga: Uji Coba Sistem Pembayaran Tol MLFF Bakal Dilakukan Mulai 1 Juni 2023

"Kita punya nikel, kita punya kobalt, sebagai material penting untuk baterai litium. Bauksit yang bisa diolah menjadi aluminium dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk kerangka mobil listrik serta tembaga yang dibutuhkan untuk baterai dan sistem kabel-kabel di mobil listrik,” kata Arkan.

Maka dari itu, hilirisasi bahan-bahan mentah mineral tersebeut harus dilakukan agar nilai tambahnya meningkat sehingga memberikan nilai tambah yang optimal.

Menurut Arkan, untuk menjadi pemain kunci dibidang kendaraan listrik perlu dibangun ekosistem yang kuat. Tanpa ekosistem yang kuat di dalam negeri, niscaya akan sulit bersaing dengan negara lain dalam membangun industri mobil listrik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com