Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Gejala Kampas Kopling Mobil Matik yang Minta Ganti

Kompas.com - 05/12/2022, 10:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Meski nyaman digunakan, mobil matik tetap perlu perawatan rutin yang tak boleh diabaikan.

Selain itu, penggunaan atau pengoperasian transmisi yang benar juga wajib diperhatikan, karena tak sediki kasus kerusakan mobil matik akibat kebiasan buruk para pengendaranya.

Dari beberapa komponen, kampas kopling matik jadi yang paling sering mengalami kerusakan atau keausan akibat pengoperasian yang buruk. 

Hermas E Prabowo Pemilik Bengkel Worner Matic mengatakan, mengendarai mobil matik sepintas seperti terlihat mudah, hal itu yang sering dijadikan alasan untuk menyepelekan larangan yang tak boleh dilanggar walau sifatnya tidak tertulis. 

Baca juga: Daftar Mobil Matik di Bawah Rp 200 Juta November 2022

"Kampas kopling matik usianya bisa bertahan lama tetapi jika asal-asalan mengemudi, sama seperti mobil manual, gantinya bisa lebih cepat," ucap Hermas kepada Kompas.com, Minggu (4/12/2022).

Tombol pengunci atau release button di tuas transmisi matik- Tombol pengunci atau release button di tuas transmisi matik

"Kesalahan umum yang paling banyak ditemukan di antaranya, menahan gigi transmisi saat berhenti, memindahkan persneling tidak pakai aturan, dan nekat menerjang banjir yang dalam," lanjutnya.

Kampas kopling matik cepat aus lantaran kebiasaan yang salah, seperti berhenti beberapa saat dan transmisi tetap bekerja. Biasanya dilakukan ketika antre kemacetan atau menunggu giliran jalan di lampu merah. 

Namun hal itu bahkan sudah dianggap sesuatu yang normal. Padahal tekanan dari torsi mesin yang gagal tersalurkan tersebut mempercepat overheat transmisi. 

Menurut Hermas, kualitas oli matik langsung menurun, beberapa komponen logam transmisi juga menghasilkan gram atau partikel asing. Jelas konsekuensinya oli matik yang tak lagi baik memperburuk kondisi masing-masing komponen mekanis. 

Baca juga: Ganti Oli Transmisi Mobil Matik, Ikut Aturan Waktu atau Jarak?

"Kualitas oli matik adalah kunci terpenting memperpanjang umur pakai transmisi. Perpindahan gigi transmisi matik yang tidak normal salah satunya karena oli yang tercemar kotoran dan partikel asing terlalu banyak," kata dia. 

Mobil matik yang bermasalah pada bagian kopling akan menunjukkan gejala-gejala tertentu, bisa dipahami sebagai peringatan sebelum kerusakan jadi serius. 

Masalah umum yang bisa dijadikan patokan kebanyakan seperti tenaga mobil berkurang, respon perpindahan transmisi yang terlambat, dan termudah adanya bunyi asing yang terdengar. 

Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik DaihatsuKompas.com/Donny Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik Daihatsu

Beberapa gejala tersebut, dirasakan langsung jika naluri alami peka membaca perubahan performa kendaraan. 

"Bunyi asing biasanya terdengar begitu mobil pertama kali jalan. Hentakan keras transmisi terdengar sampai kabin, saat posisi gigi P dipindahkan ke D. Hal itu menunjukkan kopling matik habis, jadi perpindahan gigi seperti melompat dan dipaksa masuk. Namun, sebelumnya gejala tersebut diawali slip transmisi," tambahnya. 

Beberapa kasus bahkan respon transmisi matik jadi terjeda beberapa saat atau sering disebut dengan delay. Hal itu lebih parah lagi, jika kampas kopling sampai benar-benar habis, transmisi matik bisa gagal di oper. 

Baca juga: Cara dan Alur Konversi Motor BBM Jadi Motor Listrik

Overhaul transmisi matik Toyota Yaris Dicky Aditya Wijaya Overhaul transmisi matik Toyota Yaris

"Maka, dari gejala awal yang muncul harus diperhatikan detail. Kuncinya yang benar, delay menandakan permasalahan pada transmisi matik.  Sebelum parah, bisa langsung konsultasi dan mencari jalan keluar kepada ahlinya untuk mengatasi masalah tersebut. Itu adalah indikasi yang menggambarkan kondisi fisik komponen kopling dibawah performa terbaik," tuturnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com