Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekosistem Kendaraan Listrik Cegah Indonesia dari Krisis Dunia

Kompas.com - 11/11/2022, 18:01 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam rangka mewujudkan net zero emission, percepatan elektrifikasi kendaraan terus didorong agar segera terwujud di Indonesia.

Berbagai merek otomotif gencar meluncurkan produk kendaraan listrik dengan berbagai keunggulan untuk menarik segmen ini.

Anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam mengatakan jika ekosistem kendaraan berbasis listrik (electric vehicle) akan menolong Indonesia dari permasalah krisis dunia.

Baca juga: Royal Enfield Super Meteor 650 Meluncur di EICMA 2022

“Negara kita punya tambang nikel yang diharapkan dapat menyelesaikan krisis energi di dunia. Dan Indonesia Insya Allah tidak akan masuk ke krisis dengan pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh otomotif. Ini salah satu bukti, krisis yang disampaikan baik oleh Menteri Keuangan ataukah Menteri Perekonomian tidak akan menimpa Indonesia jika kita dapat mengantisipasi dengan baik,” kata Ridwan pada dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII DPR RI pada Rabu (9/11/2022).

 

Touring Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Jakarta-Bali 2022 di Jakarta, Senin (7/11/2022).KOMPAS.com/Ruly Kurniawan Touring Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Jakarta-Bali 2022 di Jakarta, Senin (7/11/2022).

Ridwan juga memastikan memastikan, Komisi VII DPR RI akan memberikan dukungan penuh bukan hanya kepada Kemenperin, namun juga produsen kendaraan listrik.

Hal tersebut lantaran kesiapan kondisi infrastruktur di Tanah Air masih menjadi sebuah tantangan. Sementara itu saat ini pertumbuhan otomotif begitu tinggi, baik itu roda empat maupun roda dua.

Baca juga: Mobil Listrik DFSK Seres SF5 Akan Diproduksi di Indonesia

“Sehingga saya harapkan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Dirjen ILMATE Kemenperin) lebih aktif dan para industriawan bidang otomotif di rangkul, jangan dijadikan pasien. Pasien itu artinya dalam keadaan sakit baru datang, kalau dirangkul itu dalam keadaan senang dan susah bersama-sama,” kata Ridwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com