Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Jarang Isi BBM Mobil Full Tank

Kompas.com - 04/11/2022, 11:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Rutin mengisi bahan bakar mobil hingga penuh atau full tank, ternyata memiliki sisi positif. 

Selain membuat pengendara nyaman selama perjalanan, juga jadi solusi menjaga tangki bahan bakar tetap awet. 

Volume bahan bakar di dalam tangki yang penuh akan menutup masuknya udara. Dengan demikian, risiko korosi tangki bisa dihindari. 

Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, musuh terbesar tangki bahan bakar mobil karena kandungan air yang tercipta dari proses kondensasi

Baca juga: Seberapa Canggih Honda Sensing pada WR-V

Seringnya tangki bahan bakar yang kosong atau tidak penuh, meningkatkan celah terjadinya ruang sebagai jalan masuk air dan udara. 

Petugas melayani pengisian BBM di SPBU Pertamina 31.40101 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/4/2022). Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memastikan stok BBM dan LPG selama Ramadhan hingga arus mudik lebaran Idul Fitri aman dan saat ini seluruh infrastruktur telah disiagakan meliputi delapan Terminal BBM, lima Terminal LPG, lima depot pengisian pesawat udara dan lebih dari 1900 lembaga penyalur BBM se-Jawa Bagian Barat serta lebih dari 38 ribu lembaga penyalur LPG.ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA Petugas melayani pengisian BBM di SPBU Pertamina 31.40101 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (16/4/2022). Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat memastikan stok BBM dan LPG selama Ramadhan hingga arus mudik lebaran Idul Fitri aman dan saat ini seluruh infrastruktur telah disiagakan meliputi delapan Terminal BBM, lima Terminal LPG, lima depot pengisian pesawat udara dan lebih dari 1900 lembaga penyalur BBM se-Jawa Bagian Barat serta lebih dari 38 ribu lembaga penyalur LPG.

"Proses kondensasi uap air berlangsung sangat cepat, apalagi di malam hari. Tangki yang sering kosong sama halnya membiarkan reaksi alamiah pembentukan gelembung udara," ucap Bambang kepada Kompas.com, Kamis (3/11/2022).

"Risiko terbesar, bahan bakar terkontaminasi air yang memicu masalah kompresi ruang bakar," katanya.

Peluang tangki korosi atau mengalami proses karat, lebih tinggi terutama pada kendaraan yang jarang digunakan.

Isi tangki yang dibiarkan kurang, mempercepat proses reaksi alamiah pembentukan karat karena air mengendap terlalu lama. 

Bambang menjelaskan, filter bahan bakar di dalam tangki tidak bisa menyaring air dan bensin karena tidak ada proses kompresi yang berjalan. 

Baca juga: Terbukti Kartel, Honda dan Yamaha Akhirnya Bayar Denda

"Jika mesin kendaraan hidup, aliran bahan bakar melalui beberapa proses penyaringan urut dari tangki hingga injektor. Karena diam, air terus mengendap di bawah dan dengan sendirinya terpisah. Proses tersebut mempercepat proses korosi tangki," kata dia. 

Hal berbeda dijelaskan Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana. Menurutnya, kadar air dalam bahan bakar minyak (BBM) berdampak buruk bagi ruang bakar.

Petugas SPBU Shell mengisi bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Petugas SPBU Shell mengisi bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu.
 

Jika sampai lolos sampai ruang bakar, mesin bisa bermasalah, biasanya ditandai gejala tarikan mesin yang brebet. 

"Pembakaran mesin tidak normal, dan bisa memengaruhi usia pakai komponen pengapian seperti busi dan koil," kata Andika. 

Agar tak menimbulkan kerusakan serius, Andika meminta, jangan sampai volume bahan bakar yang tersisa di tangki kurang dari setengah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com