Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Tenggak BBM di Bawah Standar, Ini Efeknya untuk Mobil LCGC

Kompas.com - 22/08/2022, 14:12 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Low Cost Green Car (LCGC) merupakan salah satu segmen kendaraan yang banyak ditemui di jalan.

Saat ini ada lima mobil yang masuk ke segmen tersebut, yakni Toyota Calya dan Agya, Daihatsu Sigra dan Ayla, serta Brio Satya. Bisa dibilang harga jual kelima mobil ini relatif ekonomis, mulai dari Rp 100 jutaan sampai Rp 180 jutaan.

Ketika memiliki LCGC, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pemilik. Misal, untuk BBM, direkomendasikan untuk memakai minimal RON 92. Bahkan di bagian kaca belakang, ditempel pula stiker rekomendasi tersebut.

Baca juga: Benarkah Mobil LCGC Minum BBM Pertalite Bikin Garansi Hilang?

Honda Brio Satya di Jakarta Auto Week 2022, Sabtu (12/3/2022).Kompas.com/Serafina Ophelia Honda Brio Satya di Jakarta Auto Week 2022, Sabtu (12/3/2022).

Tentu saja ada pemilik yang tidak mengikuti rekomendasi tersebut dan mengisi mobil dengan BBM yang punya nilai RON di bawah 92. Lalu apa efeknya kalau tidak memakai BBM sesuai rekomendasi?

Dealer Technical Support Dept. PT Toyota Astra Motor Didi Ahadi mengatakan, bahan bakar kualitas rendah busa menimbulkan penumpukkan karbon di ruang bakar.

"Sehingga menimbulkan gejala ngelitik dan terjadi penurunan performa," ucap Didi kepada Kompas.com, Minggu (21/8/2022).

Baca juga: Adu Ganteng Suzuki Baleno, Honda City Hatchback RS, dan Toyota Yaris

Selain itu, penumpukkan karbon di ruang mesin juga menyebabkan klep tidak tertutup rapat. Begitu juga bagian piston yang terdampak, bahkan bisa sampai turun mesin.

"Kalau karbon sudah menumpuk tebal harus turun mesin untuk membersihkannya," kata Didi.

Komparasi LCGC antara Toyota Agya dan Daihatsu AylaKOMPAS.com/DIO DANANJAYA Komparasi LCGC antara Toyota Agya dan Daihatsu Ayla

Kepala Bengkel Honda Kusuma Teguh Dwi Harianto menambahkan, ada beberapa efek kerusakan ringan hingga sedang yang bisa terjadi pada sejumlah komponen.

"Bahan bakar oktan rendah tidak sesuai anjuran, jangka panjang komponen seperti filter bensin, dan tangki bahan bakar cepat kotor. Untuk sistem pembakaran usia pakai busi juga lebih pendek," kata Teguh.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com