Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lakukan Ini pada Mobil yang Terendam Banjir

Kompas.com - 20/07/2022, 11:22 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan masih kerap terjadi meski di tengah musim kemarau. Itulah kondisi cuaca pada akhir-akhir di sejumlah daerah, sehingga tak heran banjir dijumpai di beberapa wilayah.

Banjir tersebut juga menyebabkan beberapa kendaraan terendam sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dengan segera. Jika tidak ditangani, maka kerusakan kendaraan, khususnya mobil akan semakin parah.

Penanganan yang tepat perlu dilakukan sedini mungkin guna mengurangi risiko terjadinya kerusakan yang semakin parah. Dengan kata lain, harus cepat dan tepat, jangan sampai salah.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Mobil Diesel Lebih Kuat Menerjang Banjir?

Banjir, salah satu contoh bencana hidrometeorologiUnsplash/Chris Gallagher Banjir, salah satu contoh bencana hidrometeorologi

Sebab ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan dalam hal memberikan pertolongan pertama pada mobil yang terendam banjir. Jangan sampai niat baik ingin menolong jutsru membuat kendara mengalami kerusakan yang sebenarnya bisa dihindari.

Mekanik Senior Nissan Bintaro Ahmad Sudiono mengatakan, jangan pernah mencoba menyalakan mesin yang terendam banjir, karena itu sangat berisiko.

“Penting banget jangan menyalakan mesin, jangan sampai seperti mobil yang sedang saya tangani, beberapa kali dicoba dinyalakan begitu mobil menerjang banjir, setelah dibongkar dan diperiksa salah satu lengan pistonnya bengkok karena water hammer,” ucap Sudiono kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2022).

Baca juga: Mobil Transmisi Matik Terabas Banjir, Ini Komponen yang Rawan Rusak

Banjir terjadi di kawasan Waiheru, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Jumat (8/7/2022)KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Banjir terjadi di kawasan Waiheru, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Jumat (8/7/2022)

Dia mengatakan water hammer bisa terjadi karena air tersedot masuk ke dalam ruang bakar melalui saluran masuk. Sehingga, piston yang biasanya memadatkan udara dan bahan bakar, kini harus mencoba memadatkan air.

“Air kan sifat molekulnya lebih rapat, berbeda dengan udara yang lebih bebas dan bisa dipadatkan dengan lebih ringan, lengan piston yang dipaksa untuk memadatkan air akan menerima tekanan lebih besar, tidak kuat dia dan terjadilah bengkok,” ucap Sudiono.

Dia mengatakan tidak semua mobil yang terendam banjir dan sempat mogok dapat disimpulkan mengalami lengan piston bengkok, tapi lebih baik menghindari hal-hal yang bisa memicu ke arah sana.

Bahkan, tidak hanya bengkok, lengan piston juga bisa patah dan menghantam blok mesin.

Baca juga: Tips Aman Mengemudikan Mobil Saat Kondisi Jalan Banjir

Hujan deras yang mengguyur Kota Ambon menyebabkan banjir menggenangi jalan di kawasan Kate-Kate Kecamatan teluk Ambon, Kota Ambon, Selasa (5/7/2022)KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Hujan deras yang mengguyur Kota Ambon menyebabkan banjir menggenangi jalan di kawasan Kate-Kate Kecamatan teluk Ambon, Kota Ambon, Selasa (5/7/2022)

“Dulu juga sempat ada, lengan piston sampai patah dan sisa patahannya itu berputar hingga membuat blok mesin pecah,” ucap Sudiono.

Sementara itu, Ibrohim, Foreman Nissan Bintaro mengatakan untuk mencegah water hammer perlu pemeriksaan di ruang bakar dengan melepas busi, jika ada air di ruang bakar maka harus disedot terlebih dulu.

“Air yang ada di ruang bakar bisa diperiksa melalui lubang busi, itu perlu dikeluarkan dulu sebelum mesin dinyalakan, selain itu juga ada pemeriksaan pada bagian elektrikal, jadi menangani mobil banjir memang agak rumit,” ucap Ibrohim, Selasa (19/7/20220.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com