Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Rasio Kompresi dan Kompresi pada Mesin Mobil

Kompas.com - 15/07/2022, 13:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bila bicara tentang spesifikasi mesin mobil, rasio kompresi sering kali tidak ketinggalan. Pasalnya, banyak orang percaya rasio kompresi bisa dijadikan patokan untuk menentukan jenis bahan bakar yang cocok untuk mobil tersebut.

Namun hal itu tidak sepenuhnya benar, karena sesungguhnya yang bisa mempengaruhi performa mesin adalah kompresi, bukan sekadar rasionya.

Rasio kompresi sendiri adalah perbandingan volume silinder mesin pada saat piston berada di titik paling bawah dan titik paling atas. Pada saat piston di bawah, maka volume silinder akan besar, lantas piston akan bergerak untuk memadatkan udara dan bahan bakar sampai mentok atas sehingga volumenya menjadi sangat kecil.

Baca juga: Apa itu Rasio Kompresi Mesin?

Mesin 1.0L Turbo Toyota Raize GR SportKOMPAS.com/STANLY RAVEL Mesin 1.0L Turbo Toyota Raize GR Sport

Nah, dari perbandingan volume itu lah ditemukan rasio kompresi. Semakin besar perbedaan volumenya maka diyakini kepadatannya semakin tinggi sehingga membutuhkan bahan bakar dengan RON tinggi.

Forman Nissan Bintaro, Ibrohim mengatakan rasio kompresi itu hanya perbandingan, jika ingin mengetahui kompresi yang sesungguhnya harus diukur dengan pressure gauge.

“Bisa saja sih mengira-ngira seberapa besar kompresi mesin dengan rasio, tapi jika sudah bertemu dengan mesin turbo hal itu menjadi tidak berlaku, karena mesin turbo memiliki kompresi dinamis,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Kamis (14/7/2022).

Baca juga: Penting Perhatikan Kompresi Mesin Saat Pilih Bensin

Ilustrasi mesin Nissan Terraautoindustriya.com Ilustrasi mesin Nissan Terra

Dia mengatakan untuk mengukur kompresi mesin yang sebenarnya perlu menggunakan alat khusus berupa pipa yang memiliki dial gauge. Dari alat tersebut akan diketahui seberapa besar kompresi mesin yang dihasilkan dengan satuan tekanan.

Ibrohim mengatakan mesin turbo tentu akan memiliki nilai kompresi yang lebih besar daripada mesin tanpa turbo dengan kapasitas yang sama.

“Pada mesin turbo, udara yang masuk ke silinder dibantu oleh turbin, sehingga lebih padat. Jadi, ketika udara tersebut dipadatkan akan menghasilkan nilai yang semakin tinggi,” ucap Ibrohim.

Baca juga: Efek Buruk Mobil Kompresi Tinggi Konsumsi BBM Pertalite

Mesin Diesel Toyota Fortuner 2.8LTAM Mesin Diesel Toyota Fortuner 2.8L

Jadi, nilai kompresi tidak hanya ditentukan oleh kubikasi silinder tapi juga oleh kemampuan turbin dalam menekan udara agar masuk ke dalam silinder.

Dengan kata lain, perhitungan volume yang sesunggunya adalah menghitung udara yang masuk dari awal katup hisap membuka sampai menutup.

Dengan demikian, nilai kompresi juga akan terpengaruh karena udara yang masuk pada mesin turbo lebih banyak, tentu kompresinya semakin tinggi.

Nilai kompresi ini lah yang seharusnya dijadikan patokan dalam menentukan bahan bakar yang cocok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com