Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Sering Terjadi Kecelakaan di Km 92 Tol Cipularang?

Kompas.com - 28/06/2022, 07:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan 17 kendaraan di Tol Cipularang Km 92 baru terjadi, Minggu (26/6/2022) malam.

Kronologi bermula bus Laju Prima yang menabrak belasan kendaraan di depannya. Hal ini disampaikan olehh Kepala Induk Patroli Jalan Raya (PJR) Ruas Tol Ciularang AKP Denny Catur.

"Kendaraan bus Laju Prima diduga mengalami rem blong sehingga menabrak sejumlah kendaraan di depannya. Kecelakaan beruntun ini melibatkan beberapa kendaraan sekaligus karena memang saat kejadian, lalu lintas sedang padat," ucapnya dalam siaran resmi yang Kompas.com terima, Senin (26/6/2022).

Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, Kenapa Rem Bus Bisa Blong?

Sebanyak 17 kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di KM 92 Tol Cipularang, Minggu (26/6/2022).Tangkapan layar Video Sebanyak 17 kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di KM 92 Tol Cipularang, Minggu (26/6/2022).

Melihat lokasi kejadian kecelakaan yang terjadi di Km 92 Tol Cipularang, sebelumnya juga kerap terjadi kecelakaan serupa. Misalnya seperti tabrakan beruntun lima tahun lalu di mana ada satu korban meninggal.

Selain itu, bus dan truk yang alami rem blong di lokasi tersebut juga kerap terjadi. Lalu apa yang menjadi alasan Jalan Tol Cipularang khususnya di Km 90 sampai Km 100 kerap jadi lokasi kecelakaan?

Ahmad Wildan, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengatakan, kondisi jalan di area tersebut punya turunan yang panjang. Mulus dan lebar.

Baca juga: Tabrakan Beruntun Libatkan 17 Mobil di Tol Cipularang


"Di sana itu panjang turunannya sampai 4 Km, dengan jalan yang lebar dan mulus membuat pengemudi kadang lengah. Mereka jadi memacu kecepatan dengan sangat tinggi, pakai gigi tinggi," ucap Wildan kepada Kompas.com, Senin (26/6/2022).

Wildan menjelaskan, kondisi jalan tersebut menciptakan kondisi yang menantang bagi kendaraan yang melintas. Apalagi kalau kondisi kendaraan tidak dalam kondisi prima apalagi layak jalan, termasuk kondisi psikologis pengemudi.

"Kegagalan pengereman mengancam mereka (bus dan truk). Sedangkan untuk kendaraan pribadi, mereka biasanya kehiangan kendali, mengalami understeer atau oversteer, karena selain turunan, dia juga belokan," kata Wildan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com