Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Mayoritas Motor Matik Alami Kecelakaan di Turunan Curam

Kompas.com - 17/06/2022, 09:42 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Masyarakat pengguna sepeda motor wajib berhati-hati saat melintasi jalur turunan curam, yang cukup mendominasi di beberapa wilayah Pulau Jawa. Terutama bagi motor bertransmisi otomatis atau skutik, saat ini tercatat mengalami kecelakaan paling banyak.

Seperti diketahui, berdasarkan data AISI pada Januari-April 2022, skutik mendominasi penjualan motor nasional, sebanyak 87,36 persen secara keseluruhan. Adapun segmen sport dan underbone (bebek) masing-masing hanya mengambil pangsa pasar 6,40 persen dan 6,24 persen.

Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat mengatakan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah melakukan survei peningkatan keselamatan pengguna jalan dan pencegahan kecelakaan pada ruas jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio), Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Baca juga: Bedanya Tuas Transmisi Matik Model Zig-zag dan Lurus

Ilustrasi kecelakaanAUTOACCIDENT Ilustrasi kecelakaan

“Hasil survey KNKT tahun 2020 menyebutkan, selama kurang lebih satu tahun telah terjadi kecelakaan sepeda motor pada ruas jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio) mengakibatkan 13 orang meninggal dunia dan 95 persen di antaranya menggunakan motor matik,” ujar Djoko, dalam keterangan tertulis (16/6/2022).

“Berdasarkan hasil survei itu seringkali terjadi kecelakaan sepeda motor yang mayoritasnya dialami oleh sepeda motor bertransmisi otomatis dan engine brake kurang optimal dalam mengurangi kecepatan saat kendaraan melintasi turunan panjang,” kata dia.

Menurut Djoko, fenomena kecelakaan pada jalan menurun tajam tersebut yang terjadi pada ruas jalan Bandungsari – Salem (Gunung Lio) Bumiayu, juga terjadi di beberapa tempat lainnya.

Baca juga: Fortuner Pelat RF Terobos Busway, Lolos meski Ada Polisi

Tercatat, kecelakaan sepeda motor dengan transmisi otomatis seringkali terjadi di beberapa lokasi di Jawa Timur.

Seperti di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Probolinggo; Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen, Banyuwangi; Pendakian Gunung Buthak, Malang; dan Taman Wisata B-29, Lumajang.

“Di beberapa tempat tersebut sebenarnya pemerintah daerah setempat telah memasang spanduk berisi larangan menaiki gunung menggunakan motor matik,” ucap Djoko.

Baca juga: Pelat Nomor Putih Mulai Dipakai di Daerah Ini

Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa TimurANTARA/Vicki Febrianto Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur

“Namun pemasangan spanduk tersebut mendapat protes dari masyarakat yang menginginkan bepergian naik turun gunung menggunakan motor matik, sehingga spanduk peringatan tersebut akhirnya terpaksa diturunkan,” tutur dia.

Djoko menambahkan, KNKT telah mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak terlalu memaksakan kendaraannya, gunakanlah kendaraan sesuai dengan fungsi dan kemampuan yang dimiliki pada setiap masing-masing kendaraan, berkendara dengan baik adalah kunci utama keselamatan.

Perlu diingat, bahwa setiap kendaraan itu memiliki kegunaan yang harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari desain atau rancangan masing-masing kendaraan.

Baca juga: Karbon Jadi Musuh Bersama, Bagaimana Langkah Bersama Menghadapinya?

V-Belt motor matikFoto: Honda DAM V-Belt motor matik

“Untuk meminimalisir kejadian yang sama terulang lagi. Langkah-langkah yang bisa diambil antara lain perlu diadakannya sosialisasi terkait penggunaan kendaraan sepeda motor bertransmisi otomatis oleh kementerian terkait,” kata Djoko.

“Dan untuk pabrikan industri sepeda motor selain memberikan buku manual pemeliharaan kendaraan juga diterbitkan buku panduan keselamatan berkendara,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com