Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Truk dan Bus Dipakai Oleng, Siap-siap Komponen Ini Rusak

Kompas.com - 06/06/2022, 11:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi truk atau bus oleng masih kerap ditemui di Indonesia. Biasanya aksi ini dilakukan sopir agar terlihat keren dan bodi bus atau truk seperti bergoyang-goyang.

Selain itu, tidak jarang bus atau truk melakukan oleng di kecepatan yang tinggi. Bahkan kera terlihat salah satu roda terangkat dari aspal dan bodi sampai menyentuh ban.

Sayangnya aksi ini kerap direkam dan diedit kemudian diunggah ke media sosial. Jadi para pengemudi yang melakukan aksi oleng kerap bangga dengan kelakuannya, padahal bisa berbahaya dan merusak kendaraannya sendiri.

Baca juga: Salahkah Sopir Bila Tabrak Remaja yang Hadang Truk Demi Konten?

Truk oleng jadi bahan buat konten media sosial.Foto: Tangkapan layar Truk oleng jadi bahan buat konten media sosial.

Deputy GM Product Division PT Hino Motors Sales Indonesia Prasetyo Adi mengatakan, komponen kaki-kaki truk dan bus menjadi bagian pertama yang rusak karena sering dibawa oleng. Hal ini terjadi karena truk yang bergerak tidak normal dari semestinya.

“Titik berat kendaraan yang terus bergeser otomatis beban yang diterima kaki-kaki bertambah atau berkurang. Jadi lama-lama pasti akan berpengaruh pada komponennya,” ucap Prasetyo kepada Kompas.com, belum lama ini.

Komponen yang bisa jadi korbannya seperti shock absorber, sasis bearing, dan masih banyak lagi. Beban yang diterima kaki-kaki jadi tidak merata jika truk dipaksa miring atau oleng, sehingga cepat rusak.

Baca juga: Usai Formula E, Sudah Ada Agenda Balap Lain di Sirkuit Ancol


“Biasanya memang begitu, efek ini memang tidak terasa secara langsung, namun bertahap,” kata Prasetyo.

Biasanya, truk engkel yang oleng ini milik pribadi atau disewa oleh seseorang. Sangat disayangkan jika truk yang dibuat untuk mencari uang malah rusak lebih cepat atau mengalami kecelakaan di jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com